Apa itu idelologi Isa Bugis? Ideologi Isa Bugis konon berasal dari Yahudi, memandang  Agama Islam dengan tolok ukur rasio (pemikiran menurut akal sehat) dan menolak hal-hal prinsipil jika bertentangan dengan rasio (akal sehat) maka ajaran ini lebih diutamakan rasio daripada nash (Al-Qur'an dan Hadis). Selain dari itu, ajaran Isa Bugis umumnya diikuti oleh kaum intelktual yang lebih menggunakan akal dan pikiran.Â
Jika seseorang memiliki iman, ketaqwaan lemah dan fakir ilmu maka bisa jadi terpengaruh dengan ajaran Isa Bugis. Golongan ini tidak memercayai mukjizat para nabi. Konon menurut golongan Isa Bugis mukjizat hanyalah cerita dongeng dan bisa jadi isi Al-Qur'an sudah tidak asli lagi karena sudah ada campur tangan manusia dalam proses penulisan mushaf Al-Qur'an sebagaimana diceritakan mukjizat para nabi didalam Al-Qur'an. Na'udzubillah, akal atau pikiran manusia memang begitu liar, karena orang yang berilmu belum tentu berilmu dihadapan Allah SWT. Tingkatan ilmu ada tiga tingkatan dan tingkatan pertama itu yang paling rendah yaitu:
1. Tingkatan pertama: ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan membuatnya menyombongkan diri dan menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain.
2. Tingkatan kedua: jika seseorang memilii ilmu itu sudah mulai rendah hati dengan ilmu yang dimilikinya.
3. Tingkatan ketiga: ketika orang yang memiliki ilmu sadar bahwasanya ia tidak mengetahui apa-apa.
Dari ketiga tingkatan tersebut kita bisa mengaris bawahi bahwasanya semakin ia memiliki ilmu, maka ia semakin sadar bahwasanya ia ternyata adalah orang yang sangat bodoh dan tidak mengetahui apa-apa dan terus belajar untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Dengan demikian, perilaku atau ciri khas dari golongan Isa Bugis adalah menerjemahkan dan menganalisa islam berdasarkan teori pertentangan dengan kata lain berusaha mengilmiahkan ajaran agama dengan kekuasaan serta menolak hal yang tidak masuk akal. Bukankah Allah SWT berfirman:
"Tidakkah kamu ketahui bahwa milik Allah lah kerajaan langit dan bumi sehingga ia dapat berbuat apa-apa yang dikehendakinya dan tiada bagimu selain Allah" (Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 107)
Maksud dari surah Al-baqarah ayat 107 adalah Allah SWT memberi petunjuk kepada hambanya bahwa Allah lah yang mengatur semua makhluk apa yang dikehendakinhya. Allah menguji hamba-hambanya dan ketaatan mereka kepada rasul-rasulnya melalui hukum nasakh. Untuk itu, Allah memerintahkan sesuatu karena didalamnya terkandung kemaslahatan yang hanya Allah sendirilah mengetahuinya. Ketaatan yang sesungguhnya adalah mengerjakan apa yang telah diperintahkan, mengikuti rasulnya dalam membenarkan apa yang diberitakan serta menajuhi segala larangannya.Â
Selain itu, didalam ayat 107 surah Al-Baqarah terkandung makna bantahan keras dan penjelasan yang terang kepada kekufuran orang-orang Yahudi dan kepalsuan keraguan mereka yang mengira bahwa nasakh merupakan hal yang mustahil, baik menurut rasio mereka maupun menurut apa yang dikira oleh sebagian dari kalangan mereka yang bodoh dan mengingkari seperti dalil atau Al-Qur'an dibuat-buat begitu saja. Jadi, sudah jelas bahwa Al-Qur'an itu Kalam Allah dan hanya Allah lah yang mengetahui makna dari isi Al-Quran itu sedangkan kita sebagai hamba hanya diperintahkan untuk taat atau beriman kepada Allah agar kita bisa selamat baik dunia maupun diakhirat. Â Â
Jika golongan Isa Bugis memercayai bahwa wahyu atau mukjizat Allah kepada para nabi adalah sebuah cerita dongeng maka dari itu Allah sudah membatasi pikiran mereka yang masuk akal bagi Allah menjadikan pikiran mereka tidak masuk akal untuk melihat siapa saja hambanya yang beriman kepadanya karena Allah maha mengatur semuanya apa yang kita tidak ketahui.