Hal tersebut dikemukakan oleh Aris Prasetyo, Wartawan Ekspedisi Wallacea Kompas, yang mengutip dari Jurnal Komunikasi Indonesia terbitan Maret 2018.
Aris  sendiri menyatakan bahwa Storynomics Tourism merupakan suatu strategi pariwisata untuk menggaet wisatawan dengan memanfaatkan kisah-kisah atau cerita kearifan lokal yang ada di sebuah daerah.
Adapun caranya, yaitu:
-
Gali kekuatan cerita atau kearifan lokal yang ada
Kemas dengan narasi yang baik, lalu diperkuat oleh gambar, foto, grafis, dan video
Promosikan di media massa, media sosial, dan media lainnya.
Mengemas Satu Kawasan Wisata Jadi Konten
Masih menyambung bahasan sebelumnya terkait pemanfaatan cerita, Paquita Widjaja Rustandi, Project Development Head PT MPRD, menegaskan bahwa konten adalah kunci.
Setiap kawasan wisata harus punya cerita untuk dijadikan sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung Cerita ini bisa didapatkan dari mana saja, mulai dari alam, budaya, hingga masyarakatnya.
Pasalnya, pembangunan fisik saja tidak pernah cukup tanpa konten dan program yang kuat untuk menghidupkan suatu kawasan wisata.
Ambil contoh, Likupang. Kawasan wisata yang berjarak sekitar 48 km dari Manado ini punya cerita-cerita alam terkait konservasi dan edukasi. Seperti yang kita tahu, daerah ini dilalui oleh Garis Wallace yang merupakan pembatas wilayah geografi fauna Asia dengan Australia. Belum lagi mengenai cerita budaya dan cerita tentang suku dan sub suku Minahasa yang kaya.