Mohon tunggu...
Jumaidi Ali
Jumaidi Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas sains Al Qur'an

Oponi pablik prihal kerjasama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimanakah Kabar Negara Indonesia dengan Negara Belanda sebagai Mantan Penjajah (Dalam Bentuk Kerja Sama)

28 Desember 2022   22:54 Diperbarui: 28 Desember 2022   23:03 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah panjang dan kelam penjajahan Kolonial Belanda di Negri kita tercinta ini memang tak mudah untuk dilupakan.Banyak hal-hal yang sudah terjadi,seperti monopoli perdagangan rempah-rempah,Praktek diskriminasi dan pelaksanaan sistem tanam paksa. 

Negara Belanda itu sendiri  merupakan sebuah Negara Monarki konstitusional yang terletak di Benua Eropa yang wilayahnya mencangkup dataran di Benua Eropa Barat dan tiga pulau di kawasan Karbia,Negara ini dipimpin oleh seorang Raja memiliki luas mencapai wilayah sebesar 41.543 km dan jumlah pendududuk sebanyak 17.280.397 jiwa pada tahun 2020.Sedangkan  Negara Indonesia itu sendiri adalah Negara kepulauan di Asia Tengara yang dilintasi garis katulistiwa berada diantara Benua Asia dan Oseania serta diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia,merupakan Negara terluas ke-14 dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km dengan jumlah penduduk sebanyak 270.203.917 pada tahun 2020.

Belanda merupakan salah satu negara yang pernah menjajah negara Indonesia selama 3,5 abad. Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda memberikan dampak yang sangat buruk bagi bangsa Indonesia. 

Rakyat Indonesia sengsara, menderita, dan banyak korban jiwa. Penderitaan yang dirasakan oleh bangsa Indonesia akhirnya mendorong rakyat Indonesia untuk bersatu dan melawan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. Akhirnya muncullah berbagai perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya.

 Ada banyak sekali sumber yang megatakan waktu lamanya penjajahan Kolonial Belanda di Negeri kita tercinta ini.Menurut Presiden Ir Sukarno sebagai Pelopor kemerdekaan sekaligus  Presiden pertama RI menyatakan bahwasanya lamaya penjajahan Kolonial Belanda adalah selama 350 tahun,hal tersebut dapat kita lihat di dalam pidatoh-pidatoh Ir sukarno yang yang dibukukan dalam judul "DIBAWAH BENDERA REVOLUSI JILID 2 " didalam buku tersebut terdapat 20 pidatoh-pidatoh Ir Sukarno,yakni pada setia Perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus dari tahun 1945 sampai dengan 1966 dan juga masih ada 2 pidatoh Ir Sukarno selain pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia,dalam pidatoh-pidatohnya tersebut Ir Sukarno beberapa kali menyebutkan bahwasanya Kolonial belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun.

Kata Ir Sukaro dalam kutipan pidatoh beliau :

"...Seluruh angkasah gemetar dengan getaran --tekad "merdeka atau mati !" Benar ,selama 350 tahun Indonesia memang telah memberikan darahnya bagi kehidupan bangsa lain.penjajah menjadi gemuk,kita majadi kurus kering.

Akan tetapi hal tersebut merupakan sebuah mitos belaka,hal tersebut Ir Sukarno lakukan karena hanya untuk membangkitkan rasa semangat rakyat Indonesia yang pada saat itu masih berperang memepertahankan kemerdekaan menghadapi Belanda,yang ingin berniat kembali menjajah Indonesia pascaproklamasi kemerdekaan.

Hal tersebut dapat kita kuatkan dengan penelitian Gertrudes Jhohan Rensink yang didalam bukunya yang berjudul "Raja dan kerajaan yang merdeka di Indonesia 1850-1910''  cara Gertrudes Jhohan Rensink membuktikan mitos penjajahan selama 350 tahun adalah dengan cara meneliti arsip-arsip birokrasi belanda, bukan hanya hal tersebut Gertrudes Jhohan Rensink juga meneliti dokumen-dokumen hukum dan surat-surat perjanjian milik kerajaan-kerajaan dinusantara,orang --orang Belanda yakni pada tahun 1870 dan 1910 mereka melihat masih adanya kerajaan-kerajaan kecil didaerah aceh,langkat, dan dawrah batak dari hal tersebut Gertrudes Jhohan Rensink menyatakan bahwasanya lamanya Belanda menjajah seluruh Bumi Nusantar adalah selama 40 sampai 50 tahun.

Terlepas dari lamanya waktu penjajahan dan serangkaiyan kejamnya masa Kolonial Belanda kepada bangsa Indonesia,untuk saat ini bangsa Indonesia harus bisa kembali pulih dan bangun menata Negri.Berkaitan dengan Negara Belanda  yang pernah menjadi mantan penjajah Indonesia,Negara Indonesia tidak pernah menaruh dendam akan tetapi pada masa saat ini kedua Negara tersebut saling bekerjasama  untuk memajukan Negaranya  tanpa harus menjajah dan berperang satu sama lain ,hal tersebut dapat kita lihat dari berbagi kerjasama-kerjasa antara Indonesia dengan Belanda dibidang perdagangan, investasi dan pariwisata.

 Kerjasama di bidang Perdagangaan 

Hubungan baik antara Indonesia dengan Belanda dalah salah satunya terjadinya kegiaatan kerjasama diantara kedunya,yakni pada bidang Perdagangan export maupun impor dimana salah satu juan selain meningkatkan nilai ekonimi juga tidak langsung  memepererat hubungan persahabatan antar kedua tersebut yang meskipun pernah terjadi cerita kelam           ( Penjajahan ) Menurut data Kementrian Bidang Ekonomi  Republik Indonesia Pada tahun 2018 saja Negara Belanda adalah mitra dagang terbesar ke-15 dan investor terbesar ke-9 bagi bangsa Indonesia,kerjasama perdagangan bilateral dagang dengan Negara belanda ini selalau menunjukan surplus bagi Negara Indonesia.pada tahun tersebut pula nilai perdagangan bilateralnya mencapai US$5,14 miliar,di mana export mencapai US$3,90 miliar dan impor  US$3,90 miliar dan impor mencapai senilai US$1,24 miliar,sedang ditahun 2019 nilai total perdagangan kedua negara menurun  menjadi US$4,2 miliar.Mengingat banyaknya Perusahaan Multi Nasional miliK Negara Belanda yang ada di idonesia seperti Lux,Philips,Unilever dan Frisian Flag yang dalam jangka waktu yang sangat lama diharapkan akan selalau memberikan potensi nilai tambah ekonomi bagi bangsa Indonesia dan selalau terjalin hubungan baik diantara kedua Negara tersebut.  Pada tahun 2021 bulan Januari- Juli nilai perdagangan kedua Negara tersebut meningkat 26,27 %  (US$2,9 miliar ).

Negara Belanda juga merupakan Negara tujuan export terbesar ke-11 bagi Bangsa Indonesia,dengan komoditas utama (berdasarkan HS4 antara lain : minyak sawit (19,16 %) kopra ( 11,31 %) asam lemak monokarboksilat (10,69 %) timah ( 5,41 % ).Sementara itu komoditas impor  Negara Indonesia dari Belanda yaitu: distilasi coal tar (25,17 %) kendaraan angkut  barang  (7,10 %)  minyak bumi ( 4,39 %)  benang tow artifisal  (2,64% ) bahan makan (2,12 %). Berdasarkan data diatas Indonesia  yang melakukan kegiatan export minyak sawit sebesar ( 19,16 % )  dimana Indonesia adalah salah satu penghasil minyak yang besar didunia akan mememudahkan kita menembus pasar eropa dan secara tidak langsung akan memberikan dampak positif bagi petani sawit yang ada di Indonesia,dalam kegiatan impor Indonesia mengambil barang salah satunya adalah kendaraan angkut barang sebanyak (7,10 % ) dimana kita tahu bahwasanya dalam pengadaan kendaraan dan mesin-mesin Indonesia masih sangat kuranag dalam segi alat dan kemampuan jika dibandingkan dengan Negara lain,dengan adanaya impor kendaraan angkut akan sangat membantu Negara Indonesia dalam kegiatan usaha dan ekonomi yang berkaitan langsung dengan kedaraan angkut tersebut.

Kerjasama Bidang Investasi 

Pada 26 September 2019, kedua negara telah menandatangani Memorandum of Understanding ( MoU)  Join Production on Sustainable Palm Oil  (yang ditandatangani oleh Mentri Luar Negri RI dan Mentri Perdagangan Luar Negri dan Kerjasama Pembangunan Belanda) yang difokuskan pada pemeberdayaan petani kecil dalam memenuhi sertifikasi ISPO.Sementara relasi investor sector ril belanda di Indonesia pada tahun 2019 mencapai US$2,5 miliar untuk 11.040 proyek dan meningkat 122% jika dibadingkan dari tahun sebelumyaan pada tahun 2020 total Investor Belanda di Indonesia mencapai lebih dari US$1,4 miliar,sehingga menduduki peringkat ke-6 investor terbesar. Belanda juga membuka diri apabila indonesia memberikan kesempatan berinvestasi didunia pendidikan,baik untuk pendidikan tinggi maupun pelatihan vokasi,termasuk membuka kesempatan seluasnya bagi mahsiswa Indonesia belajar ke sana melalui beasiswa Nuffic-Neso dan juga menyediakan pembelajaran online mengunakan teknologi masa kini kata Baliau Airlangga Hartarto di Bogor,selasa (10/03/202) Dengan adanya kerjasama dibidang pendidikan melalui biasiwa yang ada  sangatlah membantu anak-anak bangsa yang mempunyai potensi akan tetapi minim dalam segi biaya yang ada.

Kerjasama Bidang Pariwisata 

Dari segi Pariwisata jumlah wisatawan Belanda Ke Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 215.287 orang,menempati urutan ke-4 terbesar dari eropa dank e-16 dari seluruh dunia.Tren peningkatan kunjungan rata-rata 4,88% per tahun sejak 2014 dengan penghasilan jumlah devisa asing dapat mencapai lebih dari US$ 200 juta per tahun.Jika kita amati dari data tersebut sangatlah memberikan dampak yang sangat positif bagi Indonesia dari segi ekonomi yanag ada,dimana kita lihat Indonesia juga mempunyai banyak sekali wisata-wisata yang sangat indah seperti contoh pulau Bali,lampuan Bajo,pulau komodo dan masih banyak lagi jika kita tetap mempertahankan nilai dan potensi yang ada pastilah akan tetap selalu menaik pengunjung/turis bukan hanya dari Belanda tetapi juga Negara lain yang ada.

Airlangga Hartarto pada pertemuan bilateral dengan Mentri Perdagangan Luar Negri dan Kerjasama Pembanggunan Kerajaan Belanda Sigrid Kaag Juga mebahas kerjasama "Kita harus memperkuat kerjasama dalam berbagai bidang,khususnya disektor maritime,manajemen air, pertanaian dan kesehatan," kata Baliau di Bogor,selasa (10/03/2020).Dengan adanya kerjasama dibidang tersebut,seperti dibidanag menejemen air,telah kita ketahu bahwasanya Indonesia sangat membutuhkan air yang biasanya digunakan untuk mengaliri sawah petani,tambak dan juga waduk sebagai pembangkin listri tenaga air ( PLTA) jika air yanag ada dindonesia dapat dikelola dengan baik dan benar makan Indonesia takkan pernah mengalami krisis air seperi kekeringan lahan.Jika pada musim penghujan pun tidak akan ada banjir,meskipun ada pastilah tidak separah  seperti sebelumya.Berkaitan dengan kesehatan Indonesia itu sendiri bekerja sama dengan Belanda yakni dalam penelitian di bidang kecerdasan buatan tentang penangan Covid 19 yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang bertujuan untuk membantu tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menagani Covid19 dimana hal tersebut sangat lah bermanfaat bagi Negara Indonesia.

Terkait dengan kerjasama  antara Belanda dan Indonesia  pada pertemuan Mixed Commission (selasa1/4) di Jakarta,yang meliputi berbagai sector yang terbagai Dalam beberapa working grups yang salah satunya adalah kerjasama dibidang air dan lingkungan yang bertujuan untuk melanjutkan dan meningkatkan kerjasama air,perlindungan terhadap banjir dan pengelolaan sumber daya air terpadu,kerjasama dalam bidaang pengelolaan air telah dimulai sejak tahun 2021,kerjasama yang dikenal dengan 4P-MOU ini telah dilaksanakan dalam dua priode yaitu tahun 2001 sampai 2006 dan priode tahun 2007 sampai 2012.Bukan hanya dibidang Perdagangan,Investasi dan Priwisata,Belanda juga sepakat mempererat hubungn kerjasama khususnya dibidang trasportasi yakni pada forum Maritim Bilateral ketiga  bulan Februari 2019 ,kedua Negara tersebut sepakat untuk meningkatkan kerjasama yang efektif dibidang trasportasi,pembuatan kapal dan pengembangna pelabuhan.

Dengan adanya kerjasama-kerjasama tesebut,dihrapkan memberikan dampak yang  positif  bagi kemajuan ekonomi dan hubungna baik antara Negara Indonesia dan Negara Belanda mekipun pernah terjadi masalalu  kelam diatara kedua Negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun