Mohon tunggu...
Julkhaidar Romadhon
Julkhaidar Romadhon Mohon Tunggu... Administrasi - Kandidat Doktor Pertanian UNSRI

Pengamat Pertanian Kandidat Doktor Ilmu Pertanian Universitas Sriwijaya. Http//:fokuspangan.wordpress.com Melihat sisi lain kebijakan pangan pemerintah secara objektif. Mengkritisi sekaligus menawarkan solusi demi kejayaan negeri.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menelisik Pangsa Pasar Pangan Organik di Negara Maju

7 Mei 2018   17:36 Diperbarui: 8 Mei 2018   12:54 2753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita mungkin kaget dengan perubahan pola konsumsi Negara-negara maju yang gemar mengkonsumsi pangan organik. Data menunjukkan bahwa di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, banyak orang telah beralih untuk membeli produk-produk pangan organik. 

Data WTO menunjukkan bahwa dalam tahun 2000-2004 perdagangan produk pertanian organik dunia telah mencapai nilai rata-rata US$ 17,5 milyar.

Pasar pangan organik walaupun masih sangat kecil, namun merupakan sektor yang menjanjikan. Pertumbuhan pasar organik semakin pesat baik pasar internasional maupun pasar domestik. Pasar produk organik dunia meningkat 20% per tahun. Sungguh angka yang luar biasa dan sebuah peluang bisnis besar bagi pertanian Indonesia.

Bahkan, menurut IFOAM dan FIBL Tahun 2015, pertanian organik pada saat ini telah dipraktekkan di 141 negara. Bahkan, pasar produk organik telah tumbuh dengan cepat selama beberapa tahun terakhir. Negara Amerika Serikat merupakan pasar organik terbesar di dunia sebesar USD 27,04 M diikuti dengan Jerman (USD 8.45 M), Perancis (USD 4,8 M) dan Tiongkok (USD 2,67 M).

Ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan preferensi konsumen terhadap produk organik. Secara umum tingginya tingkat pertumbuhan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia mencapai rata-rata 20% per tahun.

Lalu apa alasan dibalik konsumsi pangan organik yang tinggi tersebut?

Masyarakat Negara maju seperti Amerika dan Erofa telah menyadari akan dampak bahaya yang ditimbulkan akibat pencemaran zat-zat kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya yang diproduksi oleh pabrik industri pasti akan mengganggu kesehatan serta dapat merusak lingkungan sekitar.

Tingginya tingkat peradaban masyarakat yang tercermin dari peningkatan mutu pendidikan, pendapatan dan kesejahteraan di Negara-negara maju, secara tidak langsung telah menciptakan kesadaran yang tinggi akan tuntutan pentingnya kualitas hidup yang baik.

Dengan meningkatnya kesadaran lingkungan dan kesehatan secara umum pada populasi manusia di era modern, maka telah berkontribusi untuk mengubah paradigma pertanian. Dimana selama ini berpijak pada pertanian konvensional telah bergeser menjadi pertanian organik. Hampir semua Negara-negara Erofa dan Amerika telah banyak menyadari pengaruhnya terhadap ekosistem sekitar.

appforhealth.com ---repro
appforhealth.com ---repro
Pertanian organik adalah jawaban atas dampak revolusi hijau yang digalakkan pada era tahun 60-an yang telah menyebabkan kesuburan tanah menjadi berkurang dan kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk  dan pestisida kimiawi yang tidak terkendali. Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

Prinsip metode pertanian organik mencakup rotasi tanaman, pupuk hijau/kompos, pengendalian hama biologis dan pengolahan tanah secara mekanis. Pertanian organik memanfaatkan proses alami di dalam lingkungan untuk mendukung produktivitas pertanian seperti pemanfaatan legum untuk mengikat nitrogen ke dalam tanah, memanfaatkan predator untuk menanggulangi hama, rotasi tanaman untuk mengembalikan kondisi tanah dan mencegah penumpukan hama, penggunaan mulsa untuk mengendalikan hama dan penyakit dan pemanfaatan bahan alami.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia sendiri, permintaan terhadap pangan organik sudah sangat tinggi. Beras organik yang merupakan salah satu contoh pangan organik terus tumbuh dari tahun ke tahun. Data yang dirilis Kementerian Pertanian RI, 2016, menunjukkan tren peningkatan yang cukup siginifikan.

Bahkan di tahun 2009, permintaan beras organik dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan produksi yang dihasilkan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat trend konsumsi beras organik turut tumbuh pesat. Beras organik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan konsumen, namun dalam jangka panjang memiliki dampak nyata bagi kelestarian lingkungan.

Pemerintah terus mendorong terjadinya peningkatan konsumsi pangan organik. Bahkan, Kementerian Pertanian telah membentuk tim khusus dalam mengawal beras organik karena sangat menguntungkan petani dan sebagai masa depan ekspor padi. Saat ini beras organik Indonesia sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Belgia, Italia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia dan Uni Emirat Arab. 

Harga beras organik per kilonya Rp 30 ribu di dalam negeri, sedangkan di luar negeri harganya Rp 90 ribu per kilogram atau sekitar 6 euro. Jika dikonversi harga Rp 30 ribu dengan luas lahan 500 ribu hektar bisa menghasilkan Rp 180 Trilliun.

Jika kita melihat hasil kalkulasi penghasilan yang didapatkan dari konsumsi beras organik, sungguh bisnis yang menggiurkan. Itu baru satu contoh dari beras organik saja, lalu bagaimana dengan produk pertanian yang lain. Indonesia sangat bisa melakukan itu. Mengapa? karena kita memiliki lahan yang sangat luas, subur dan alam mendukung semuanya.

Selain itu, pertanian organik juga merupakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Petani Indonesia kesejahteraannya tidak mampu menyaingi petani luar, karena sebab utamanya adalah penguasaan lahan yang sempit. 

Hampir 60 persen petani kita adalah petani gurem dengan penguasaan lahan kurang dari 0,3 hektar. Hal ini berbeda dengan Negara luar yang rata-rata lahan dikuasai berkisar antara 5-10 hektar per orang.

Bisa kita bayangkan dengan lahan yang sesempit itu, apa yang bisa dilakukan. Tidak mungkin penerapan teknologi modern diterapkan di lahan tersebut. Maka itulah kenapa, biaya usaha tani di negeri kita sangat tinggi jika dibandingkan dengan Negara lain. Untuk mengatasi sebab klasik tersebut, solusi yang sangat tepat adalah dengan menerapkan pertanian organik. 

Sebenarnya, hal itu juga sudah disadari pemerintah. Melalui Kementerian Pertanian, pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar 4 juta US Dollar untuk program organik serta menjadikan tahun 2014 sebagai tahun penggunaan pupuk organik. Selain itu, pemerintah juga menaruh perhatian terhadap proses penanaman hingga ekspor beras organik.

Langkah lainnya adalah pemerintah berencana membangun 500 ribu hektar sawah yang akan ditanami beras organik serta tiap tahunnya di target sampai dengan 100 ribu hektar. Sawah yang akan ditanami beras organik merupakan sawah lama atau sawah baru hasil pencetakan.

Dari uraian panjang diatas, kita bisa melihat prospek pangan organik yang sangat besar baik di negeri sendiri maupun Negara luar. Dengan nilai triliunan rupiah per tahunnya, artinya kesempatan terbuka lebar bagi petani kita. Tinggal saja dibutuhkan keseriusan khusus baik dari pemerintah maupun petani itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun