Mohon tunggu...
Julkhaidar Romadhon
Julkhaidar Romadhon Mohon Tunggu... Administrasi - Kandidat Doktor Pertanian UNSRI

Pengamat Pertanian Kandidat Doktor Ilmu Pertanian Universitas Sriwijaya. Http//:fokuspangan.wordpress.com Melihat sisi lain kebijakan pangan pemerintah secara objektif. Mengkritisi sekaligus menawarkan solusi demi kejayaan negeri.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menelisik Pangsa Pasar Pangan Organik di Negara Maju

7 Mei 2018   17:36 Diperbarui: 8 Mei 2018   12:54 2753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia sendiri, permintaan terhadap pangan organik sudah sangat tinggi. Beras organik yang merupakan salah satu contoh pangan organik terus tumbuh dari tahun ke tahun. Data yang dirilis Kementerian Pertanian RI, 2016, menunjukkan tren peningkatan yang cukup siginifikan.

Bahkan di tahun 2009, permintaan beras organik dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan produksi yang dihasilkan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat trend konsumsi beras organik turut tumbuh pesat. Beras organik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan konsumen, namun dalam jangka panjang memiliki dampak nyata bagi kelestarian lingkungan.

Pemerintah terus mendorong terjadinya peningkatan konsumsi pangan organik. Bahkan, Kementerian Pertanian telah membentuk tim khusus dalam mengawal beras organik karena sangat menguntungkan petani dan sebagai masa depan ekspor padi. Saat ini beras organik Indonesia sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Belgia, Italia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia dan Uni Emirat Arab. 

Harga beras organik per kilonya Rp 30 ribu di dalam negeri, sedangkan di luar negeri harganya Rp 90 ribu per kilogram atau sekitar 6 euro. Jika dikonversi harga Rp 30 ribu dengan luas lahan 500 ribu hektar bisa menghasilkan Rp 180 Trilliun.

Jika kita melihat hasil kalkulasi penghasilan yang didapatkan dari konsumsi beras organik, sungguh bisnis yang menggiurkan. Itu baru satu contoh dari beras organik saja, lalu bagaimana dengan produk pertanian yang lain. Indonesia sangat bisa melakukan itu. Mengapa? karena kita memiliki lahan yang sangat luas, subur dan alam mendukung semuanya.

Selain itu, pertanian organik juga merupakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Petani Indonesia kesejahteraannya tidak mampu menyaingi petani luar, karena sebab utamanya adalah penguasaan lahan yang sempit. 

Hampir 60 persen petani kita adalah petani gurem dengan penguasaan lahan kurang dari 0,3 hektar. Hal ini berbeda dengan Negara luar yang rata-rata lahan dikuasai berkisar antara 5-10 hektar per orang.

Bisa kita bayangkan dengan lahan yang sesempit itu, apa yang bisa dilakukan. Tidak mungkin penerapan teknologi modern diterapkan di lahan tersebut. Maka itulah kenapa, biaya usaha tani di negeri kita sangat tinggi jika dibandingkan dengan Negara lain. Untuk mengatasi sebab klasik tersebut, solusi yang sangat tepat adalah dengan menerapkan pertanian organik. 

Sebenarnya, hal itu juga sudah disadari pemerintah. Melalui Kementerian Pertanian, pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar 4 juta US Dollar untuk program organik serta menjadikan tahun 2014 sebagai tahun penggunaan pupuk organik. Selain itu, pemerintah juga menaruh perhatian terhadap proses penanaman hingga ekspor beras organik.

Langkah lainnya adalah pemerintah berencana membangun 500 ribu hektar sawah yang akan ditanami beras organik serta tiap tahunnya di target sampai dengan 100 ribu hektar. Sawah yang akan ditanami beras organik merupakan sawah lama atau sawah baru hasil pencetakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun