Mohon tunggu...
Julius Pranajaya Tan
Julius Pranajaya Tan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknik geofisika ITB

Saya seorang mahasiswa tingkat akhir yang tertarik untuk membagikan ilmu yang didapatkan selama di bangku perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengungkap Fenomena Lubang Runtuhan (Sinkhole), Peran Geofisika dalam Deteksi dan Mitigasi

4 Desember 2024   11:47 Diperbarui: 4 Desember 2024   12:21 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Runtuhan yang terjadi di Sukabumi yang terus membesar (Sumber: TribunJabar/Istimewa Via regional.kompas.com)

Pada tanggal 23 Agustus 2024, masyarakat Kuala Lumpur dikejutkan oleh peristiwa yang mencengangkan. Di kawasan Jalan Masjid India, sebuah lubang runtuhan (sinkhole) tiba-tiba terbentuk di trotoar, menyebabkan seorang turis asal India terjatuh ke dalam lubang sedalam 8 meter. 

Fenomena serupa juga pernah terjadi di Sukabumi, Indonesia, pada 2018 hingga 2019. Bahkan, lubang-lubang yang terbentuk terus membesar, sehingga menimbulkan ketakutan akan kerusakan yang lebih parah. Insiden ini memunculkan kekhawatiran besar terkait keamanan infrastruktur dan keselamatan publik di kawasan perkotaan.

Hal tersebut memperlihatkan betapa pentingnya memahami karakteristik geologi bawah permukaan suatu wilayah. Potensi terjadinya runtuhan tidak kasat mata dari permukaan, sehingga kejadian seperti ini tidak dapat diprediksi dengan baik. Pendekatan ilmiah menggunakan teknologi geofisika, khususnya metode geolistrik dan seismik refraksi, memberikan solusi untuk mendeteksi keberadaan rongga bawah tanah sebelum terjadi keruntuhan.

Apa itu Lubang Runtuhan (Sinkhole)?

Lubang runtuhan atau sinkhole adalah fenomena ketika permukaan tanah runtuh akibat adanya rongga bawah tanah yang tidak lagi mampu menopang lapisan di atasnya. Rongga ini biasanya terbentuk di wilayah yang memiliki jenis batuan batugamping (limestone), yang tersusun atas kalsium karbonat. Menurut Waltham dkk. (2005), batugamping mudah larut oleh air hujan yang bersifat asam. 

Proses pelarutan ini menciptakan rongga bawah tanah yang semakin membesar seiring waktu. Ketika rongga tersebut mencapai ukuran tertentu, lapisan tanah di atasnya tidak lagi stabil dan akhirnya runtuh.

Fenomena ini lebih sering terjadi di daerah yang dikenal dengan lanskap karst, yakni wilayah dengan batuan yang mudah larut seperti batugamping atau dolomit. Sinkhole bisa muncul secara alami, tetapi juga dapat diperparah oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan air tanah yang berlebihan atau konstruksi yang tidak mempertimbangkan kondisi geologi setempat. Oleh karena itu, deteksi awal terhadap rongga bawah tanah menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko runtuhan.

Peran Geofisika dalam Deteksi Lubang Runtuhan

Teknologi geofisika memungkinkan kita "melihat" kondisi bawah permukaan tanpa melakukan penggalian langsung. Dua metode utama yang sering digunakan dalam mendeteksi keberadaan rongga bawah tanah adalah metode geolistrik dan metode seismik refraksi.

1. Metode Geolistrik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun