Tidak heran mengapa banyak unsur kebudayaan lokal Indonesia yang disajikan dalam film layar lebar selalu dibalut dengan hal berbau mistis. Tujuan utamanya adalah bagaimana caranya unsur kebudayaan ini dapat diperkenalkan dan mengajak masyarakat agar lebih sadar dengan kebudayaan maupun kearifan lokal sehingga dapat turut serta melestarikannya maupun mengambil makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.
Namun hal ini juga bisa berlaku sebaliknya. Dengan dipadukannya kedua hal ini, bisa mereduksi makna asli atau nilai yang terkandung dari kebudayaan maupun kearifan lokal tersebut bahkan sampai mengubah makna aslinya secara total. Misalnya saja keris yang sering ditampilkan pada film layar lebar hanya sebagai benda mistis yang memiliki kekuatan supernatural saja dan tidak pernah menyentuh unsur lainnya yang lebih luas seakan-akan ingin mengkerdilkan atau mengaburkan makna asli salah satu senjata tradisional Indonesia tersebut. Akibatnya, keris dipandang sebagai sesuatu yang lain dari makna aslinya dan bahkan membuat sebagian masyarakat takut, membenci, bahkan menghancurkan keris.
Memang tidak mudah untuk menghentikan "warisan kolonial" ini dan mengubah pola pikir. Formula-formula yang sering dilakukan pun kadang malah menjadi blunder dan bumerang yang semakin melanggengkan "warisan" ini. Namun demikian, inilah jati diri masyarakat Indonesia pada masa kini.
Jasmerah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah~Ir. Soekarno
Daftar Pustaka
1. Review Film Tarian Lengger Maut: Apresiasi Budaya dan Thriller yang Lupa Diri | kumparan.comÂ
2. Gaib Mistik yang 'Ditelan' Teknologi (cnnindonesia.com)Â
3. Tari Lengger Lanang, Tarian Tradisional Banyumas Halaman all - Kompas.comÂ
4. Lengger Banyumas - Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya (kemdikbud.go.id)Â
5. Kucumbu Tubuh Indahku: Inspirasi peleburan seksualitas lengger lanang - BBC News Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI