Mohon tunggu...
Julius Adetya
Julius Adetya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketahanan Plastida & Ribosom

25 Agustus 2017   23:05 Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:54 4802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam plastida khususnya kloroplas, terdapat DNA atau materi genetik yang berbentuk sirkuler dan tidak mempunyai histon. Dalam satu kloroplas terdapat 20-100 DNA sirkular. Selanjutnya, grana yang merupakan tumpukan tilakoid berjumlah sekitar 40-60 grana untuk setiap sel tumbuhan dan tiap grana mengandung 2-100 keping tilakoid bersusun. Dalam plastida khususnya kloroplas mengandung banyak ribosom, oleh karena itu plastida mampu melakukan sintesis asam amino dan protein. Selain itu plastida juga mampu melakukan pembentukan RNA dan bersama sama dengan CH-DNA berperan dalam produksi pigmen pigmen dan kloroplas yang baru. Diluar tilakoid juga terdapat suatu cairan yang disebut cairan stroma. 

*Plastida kromoplas

Kromoplas merupakan hasil perubahan kloroplas yang disebabkan adanya penyimpanan pigmen pigmen warna dalam kloroplas yang salah satunya adalah karotenoid. Hal inilah yang menyebabkan kita dapat melihat warna yang berbeda beda (bukan hanya hijau) dari daun-daunan yang terjatuh dan buah buahan. Salah satu fungsi plastida ini adalah untuk menarik serangga serangga untuk membantu penyerbukan.Menurut Camara B, Hugueney, dikatakan bahwa kromoplas dan bahkan plastida jenis lainnya merupakan turunan atau evolusi dari prokariot. Kromoplas dapat ditemukan pada buah-buahan, bunga-bungaan, akar serta pada daun yang mengalami stress (tekanan) dan penuaan serta bertanggung jawab terhadap perbedaan warna pada tumbuhan. DNA yang ada dalam kloroplas dan kromoplas identik kecuali pada bagian terjadi peningkatan metilasi sitosin.

*Plastida Gerontoplas

Gerontoplas merupakan plastida yang berasal dari kloroplas akan tetapi mengalami proses penuaan diakibatkan tidak terjadinya fotosintesis pada bagian tersebut. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada daun tumbuhan atau lokasi kloroplas tersebut sehingga tidak mampu lagi melakukan fotosintesis (contohnya pada musim tertentu atau tertutupi dibagian permukaan daun).

*Plastida Leukoplas

Leukoplas adalah plastida yang tidak berpigmen. Tidak seperti plastida lain yang tadi disebutkan, plastida yang satu ini tidak memiliki pigmen warna. Mereka ditemukan dalam bagian tumbuhan yang tidak melakukan fotosintesis seperti akar. Tergantung pada jenis tumbuhannya dan apa yang dibutuhkannya, plastida leukoplas memiliki fungsi utama dalam penyimpanan amilum, lemak (lipid) dan protein. Selain itu plastida leukoplas juga berfungsi dalam sintesis asam amino dan asam lemak. 

Kemudian, leukoplas sendiri terbagi atas tiga jenis plastida lagi yaitu amiloplas, proteinoplas dan elaioplas. Pembagian plastida leukoplas ini tentu saja sesuai dengan namanya berdasarkan apa yang disimpan didalamnya.Amiloplas adalah plastida leukoplas yang terbesar dari leukoplas lainnya. Plastida jenis amiloplas ini bertanggung jawab terhadap penyimpanan amilum. Selanjutnya adalah proteinoplas yang merupakan plastida yang berperan dalam penyimpanan protein dan biasannya ditemukan dalam biji tumbuhan. Terakhir, plastida elaioplas merupakan plastida yang berfungsi dalam menyimpan lemak dan minyak yang dibutuhkan oleh tumbuhan, biasannya terdapat dalam biji tumbuhan.

Setelah kita mengetahui apa itu plastida dan apa saja jenis-jenis serta fungsinya kita juga akan mengupas habis tentang ribosom. Apa itu ribosom? Dan apa saja yang dapat ribosom lakukan? Serta bagaimana sejarah penemuan ribosom? Ribosom merupakan organel yang berada di dalam sel dan tersusun dari protein ribosom (riboproteins) dan asam ribonukleat (ribonucleoprotein). Ukuran ribosom sangat kecil dengan garis tengah 17-20 mikron, yang terletak didalam sitoplasma. Ribosom hanya dapat dilihat apabila menggunakan mikroskop elektron. Ribosom hampir terdapat pada semua sel hidup.

1.Sejarah Penemuan Ribosom 

Ribosom pertama kali diteliti pada pertengahan tahun 1950-an oleh George Emil Palade, ilmuwan biologi sel yang berkebangsaan Romania, dengan menggunakan mikroskop elektron. Kata "ribosom" pertama kali digunakan oleh ilmuwan Richard B. Roberts pada tahun 1958. Istilah ribosom berasal dari bahasa Yunani soma yang berarti "badan" dan ribonucleic acid (asam ribonukleat). Albert Claude, Christian de Duve, dan George Emil Palade bersama-sama mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang psikologi dan kesehatan pada tahun 1974 karena penelitiannya tentang ribosom. Hadiah Nobel dalam bidang kimia tahun 2009 didapatkan oleh Venkatraman Ramakrishnan, Thomas A. Steitz, dan Ada E. Yonath karena berhasil menjelaskan struktur rinci dan mekanisme ribosom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun