Apakah era industri di Indonesia sudah habis?
Kita belum tahu secara pasti akan habis atau tidak tapi dari indikasinya dengan dijualnya PT Astra International dengan kepemilikan saham dengan penjualan bersih sekitar 3,9 triliun pada akhir Juli periode kedua menunjukkan bahwa salah satu industri terbesar dan terlaris di Indonesia sudah mulai gulung tikar
Penjualan saham adalah indikator dari sebuah perusahaan mulai mengalami banyak masalah diantaranya adalah degradasi saham selama 5 bulan terakhir ini mengalami penurunan yang sangat signifikan sama dengan tahun 1999 setelah terjadi kerusuhan di tahun 1998
Sehingga terjadi ketidakpercayaan terhadap sistem pertahanan ekonomi yang dibangun di bidang industri
Berapa industri juga sekarang sudah mulai mengundurkan diri dari Kancah persaingan seperti misalnya sepatu Bata yang merupakan produksi dalam negeri sudah sekitar 50 tahun lebih menjadi salah satu brand ternama di Indonesia
Dan masih banyak lagi seperti pabrikan-pabrikan ban Swallow yang juga menghentikan produksinya di Indonesia
Industrialisasi sepertinya sedang terjun bebas dengan sistem perekonomian yang makin terhimpit dan daya beli masyarakat yang semakin kecil
Pengembangan bisnis di Indonesia seperti mati suri dalam satu semester ke belakang
Basis dari bisnis degradasi sangat tajam diantaranya adalah industrialisasi sebagai salah satu basis bisnis yang dibangun udah sejak lama2
Astra sebagai perusahaan yang didirikan oleh keluarga William Soerjadjaja yang merupakan pendiri atau founder dari perusahaan raksasa tersebut mengalami kebangkrutan
Dari kabar cnbc menjelaskan bahwa adanya salah satu pemegang saham terbesar dari PT Astra Internasional yang melakukan penjualan saham secara besar-besaran pada Kuartal kedua saat ini
Pada saat ini saham Astra Internasional dipegang oleh Putra Sampurna sebanyak 14,67% sebanyak 8,83% Prayogo Pangestu sebanyak 10,68% Toyota Jepang sebanyak 8,26% rompok Salim Group masih memegang saham tersebut sebanyak 8,19% Usman Atmaja sebanyak 5,99% dan sisanya ada di tangan publik hal ini dijelaskan oleh cnbc indonesia.com
Tapi bila kita menilik dengan perkembangan kendaraan bermotor kemungkinan besar adalah ketakutannya PT Astra Motor Indonesia atau PT internal Astra Internasional bersaing dengan China group di bidang otomotif yang mengembangkan mobil berdasarkan teknologi tinggi
Jepang bertahun-tahun mengembangkan mobil konvensional sedangkan China sekarang mengembangkan mobil berteknologi tinggi dan lebih kepada penggunaan elektrikal dan komputerisasi di kendaraan bermotor
Perkembangan teknologi ini memang tidak dapat dihindari oleh siapapun juga seperti halnya dulu pabrikkan handphone seperti Nokia menyerah kepada pabrikan handphone Samsung padahal pada saat itu Nokia merajai pasar handphone duniaÂ
Tapi kenyataannya setelah itu kehancuran dari sebuah perusahaan raksasa menjadi salah satu fenomena bisnis digantikan dengan handphone berbasis Android dan open source
Perkembangan handphone menjadi smartphone kemudian menjadi sebuah fenomena baru di kalangan masyarakat dan meninggalkan perangkat-perangkat berteknologi rendah
Artinya dalam hal ini sistem sudah bergerak sedemikian maju setiap industri harus mengembangkan produk-produk yang inovatif berdasarkan teknologi perusahaan sekelas Astra akhirnya merah dengan perkembangan teknologi dan penciptaan mobil-mobil listrik yang mungkin pada dekade berikutnya akan membanjiri pasar ini Indonesia
Penurunan harga saham ini signifikan terdegradasi selama 5 bulan terakhir sehingga kemungkinan besar Para investor besar PT Astra International
Pihak asing yang kemudian berusaha untuk memborong tentu saja sudah ingin memasukkan teknologi dan merubahkan sistem industri pada perusahaan Astra menjadi industri yang baru berbasis teknologi
Ini akan terasa pada Manajemen Perusahaan karena adanya perubahan-perubahan secara mendasar dari model produksi
Kemungkinan besar produksi akan diambil oleh pihak Cina karena memiliki industrialisasi kendaraan roda empat yang cukup besar dan berteknologi tinggi
Kehilangan salah satu wadah industri terbesar di Indonesia merupakan salah satu luka mendalam dalam bidang ekonomi karena tentu saja hal ini akan digantikan dengan perusahaan-perusahaan asing yang masuk di Indonesia berbasis teknologi
Kita yang belum siap dengan berbagai macam teknologi dan industrialisasi tentu saja akan kerepotan untuk menerima adaptasinya
Kemungkinan adanya PHK besar dari pihak Astra juga dalam semester ini akan tampak
Perubahan manajemen di perusahaan besar ini sudah nampak mulai dari penggantian beberapa direksi sampai kepada sistem marketing dan model pengembangan kendaraan bermotor
Kemungkinan platform tersebut akan terus berjalan memasukkan blueprint dari berbagai jenis mobil berteknologi tinggi
Pembelian brand Astra merupakan salah satu jalan masuk industrialisasi kendaraan bermotor berteknologi tinggi di Indonesia
Pabrikan nota di tongxiang dapat menghasilkan mobil 400 unit dalam satu hari atau dengan kata lain mampu menghasilkan 20 unit mobil listrik dalam 1 jam
Pabrikan ini jelas menggunakan sistem robotik untuk membuat mobil listrik tanpa bantuan manusia karena 73% pengerjaan mobil tersebut dilakukan oleh mesin atau robot
Bahkan gridoto.com mengatakan saya bisa memproduksi satu mobil hanya dalam 3 menit
Unit otomatisasi yang dikembangkan oleh karena menggunakan sistem robotik tentu saja akan memampukan sebuah mobil dapat dibangun dalam waktu 3 menit
Artinya era berikutnya dalam industri mobil kemungkinan sudah diambil oleh pihak lain
Kemungkinan brand Astra di Indonesia akan diganti dengan produk-produk yang berbeda sama sekali dengan produk lainnya yang selama ini diperjualbelikan
Kemungkinan industrialisasi yang menggunakan tenaga manusia juga akan susut sampai 75% karena penggunaan teknologi secara besar-besaran akan dipasangkan di pabrikan tersebut
Inilah yang terjadi pada industrialisasi padat modal
Sehingga tentu saja hal ini akan menggerus tenaga kerja kita pada masa yang akan datang
Bila kita melihat hal tersebut di atas tentu saja kita bisa melihat merupakan PR besar buat pemerintahan berikutnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H