Ada perempuan
Di sepertiga malam
Menangkupkan luka dan doa-doanya
Mengalir seperti embun
Lalu matahari menguapkannya esok pagi
Seolah tak pernah terjadi apa-apa
Ada perempuan
Menjual air matanya
Sepuluh ribu tiga, katanya
***
Namanya Kembang, entah kenapa, tetapi ia lebih suka tidak disebut namanya. Katanya, nama itu jelek, terkesan sesuatu yang buruk ketika dituliskan.
Padahal, nama itu kan do'a? Padahal, kan, kembang itu harum? Padahal, kan, kembang itu banyak yang suka?
"Ada kembang yang bau busuk!" Katanya sengit.
"Kamu ngapain di sini?"
"Jual air mata."
"Ooh... " Saya mencoba memaklumi, meski tidak sepenuhnya memahami.
Saya tidak pernah bisa memahami, kok ada orang yang setiap hari menjual air matanya? Yang lebih aneh, kok ada yang mau beli juga?
Aah, itu urusannya, saya tidak ambil pusing.
***