Mohon tunggu...
Julia Urba Swastika
Julia Urba Swastika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PPG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi "Begawe" di Lombok Wujud Harmoni Sesama Manusia

21 Oktober 2024   19:22 Diperbarui: 21 Oktober 2024   20:14 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dusun Seang, Desa kramajati, Kec.Pujut

Tradisi Begawe adalah salah satu warisan budaya yang mencerminkan kehidupan masyarakat Lombok, terutama dalam hal gotong royong, kebersamaan, dan harmoni antar sesama manusia. Kata "begawe" sendiri berasal dari bahasa Sasak, yang berarti bekerja bersama-sama atau bergotong royong dalam pelaksanaan suatu pekerjaan besar, seperti pesta pernikahan, khitanan, atau pembangunan rumah. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan yang kuat dalam masyarakat Lombok, di mana setiap anggota komunitas memiliki peran dalam membantu satu sama lain, sehingga tercipta suasana harmonis.

Sejarah dan Makna Tradisi Begawe

Secara historis, tradisi Begawe telah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Sasak dan masih dipraktikkan hingga kini. Begawe merupakan salah satu wujud kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam masyarakat Lombok, khususnya di kalangan suku Sasak, Begawe bukan hanya sebuah kegiatan fisik untuk menyelesaikan pekerjaan besar, melainkan juga sebuah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai sosial dan spiritual. Masyarakat memandang Begawe sebagai sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama.

Makna utama dari tradisi ini adalah gotong royong. Dalam Begawe, semua anggota masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, muda maupun tua, ikut serta dalam pelaksanaan acara. Gotong royong ini tidak hanya terbatas pada keluarga inti, tetapi melibatkan seluruh masyarakat desa atau lingkungan tempat tinggal. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Lombok memiliki nilai solidaritas yang tinggi, di mana saling membantu menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan Tradisi Begawe

Begawe biasanya dilaksanakan dalam acara-acara besar, seperti pernikahan, khitanan, atau upacara adat lainnya. Setiap acara memiliki tahapan pelaksanaan yang melibatkan seluruh anggota masyarakat, baik dari segi persiapan hingga pelaksanaan acara. Misalnya, dalam acara pernikahan, masyarakat akan bahu-membahu mempersiapkan segala keperluan, seperti memasak, menghias tempat acara, menyiapkan panggung, dan lain sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan dengan penuh kebersamaan tanpa mengharapkan imbalan finansial.

Salah satu ciri khas dari Begawe adalah pembagian tugas yang jelas. Setiap orang memiliki peran masing-masing berdasarkan keahlian dan kemampuan mereka. Misalnya, para wanita biasanya bertugas di dapur untuk memasak makanan yang akan disajikan kepada para tamu, sementara para pria bertugas mendirikan tenda atau panggung, menyiapkan kursi, dan mengurus logistik lainnya. Anak-anak dan remaja juga dilibatkan dalam tugas-tugas ringan seperti menyajikan makanan atau membersihkan tempat acara.

Proses pelaksanaan Begawe dimulai dengan "pesilak," yaitu saat keluarga yang akan menyelenggarakan acara mendatangi tetangga atau keluarga lainnya untuk meminta bantuan. Undangan ini tidak disampaikan secara formal seperti dalam pesta modern, melainkan melalui hubungan personal dan lisan. Ketika seseorang menerima undangan Begawe, itu dianggap sebagai kewajiban sosial, dan tidak terpikirkan untuk menolaknya tanpa alasan yang jelas.

Selama proses pelaksanaan, suasana kebersamaan sangat terasa. Masyarakat bekerja bersama dengan semangat yang tinggi, saling berbagi tugas, dan saling membantu satu sama lain. Tidak ada rasa superioritas antara satu individu dengan yang lainnya, karena semua orang dianggap setara dalam tradisi ini. Nilai-nilai persatuan dan kekeluargaan inilah yang membuat tradisi Begawe tetap bertahan hingga kini.

Harmoni Sosial dalam Tradisi Begawe

Begawe adalah salah satu contoh nyata dari harmoni sosial di Lombok. Tradisi ini mencerminkan adanya hubungan yang kuat antarindividu dalam masyarakat, yang berlandaskan pada rasa saling percaya dan kerjasama. Masyarakat Lombok meyakini bahwa dengan saling membantu, segala beban akan terasa lebih ringan, dan hubungan antarindividu akan semakin erat. Melalui Begawe, tercipta suasana kebersamaan yang harmonis, di mana setiap orang merasa menjadi bagian penting dari komunitas.

Harmoni sosial dalam Begawe tidak hanya terlihat dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi juga dalam relasi antaranggota masyarakat. Begawe mengajarkan pentingnya saling membantu tanpa pamrih dan menumbuhkan rasa simpati serta empati terhadap sesama. Dalam pelaksanaannya, tidak ada batasan status sosial, ekonomi, atau usia. Semua orang, dari yang paling muda hingga yang paling tua, turut berpartisipasi dan memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Selain itu, Begawe juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar keluarga dan antar kampung. Ketika suatu keluarga mengadakan acara, maka seluruh keluarga yang ada di lingkungan tersebut akan datang untuk membantu. Pada gilirannya, ketika keluarga lain mengadakan acara, mereka yang pernah dibantu akan dengan sukarela membantu kembali. Dengan demikian, tradisi ini menciptakan sebuah siklus kebaikan yang terus berulang, memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat.

Nilai-Nilai Filosofis dalam Begawe

Begawe tidak hanya sekedar tradisi sosial, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang mendalam. Salah satunya adalah konsep "saling bantu" atau "mutualisme." Dalam masyarakat Lombok, Begawe mencerminkan prinsip bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, melainkan juga oleh orang-orang di sekitarnya. Dengan kata lain, kebersamaan dalam Begawe adalah cerminan dari pandangan bahwa hidup lebih bermakna ketika dijalani dengan saling mendukung.

Selain itu, Begawe juga mencerminkan nilai-nilai keadilan . Dalam tradisi ini, tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin. Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berpartisipasi dalam acara. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Lombok menjunjung tinggi nilai keadilan sosial, di mana setiap individu dihargai berdasarkan kontribusi yang mereka berikan, bukan berdasarkan status atau kekayaan mereka.

Meskipun zaman telah berubah dan kehidupan masyarakat Lombok telah banyak dipengaruhi oleh modernisasi, tradisi Begawe tetap bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan harmoni yang terkandung dalam Begawe masih relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini. Bahkan, dalam era modern yang serba individualistik, Begawe menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kebersamaan dan memperkuat ikatan sosial.

Namun, pelaksanaan Begawe di era modern tentu mengalami beberapa penyesuaian. Misalnya, dalam beberapa acara besar, masyarakat mulai menggunakan jasa katering untuk menggantikan tugas memasak secara bersama-sama. Meskipun demikian, semangat gotong royong dan kebersamaan tetap dipertahankan, di mana masyarakat masih berpartisipasi dalam persiapan dan pelaksanaan acara.

Begawe juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian budaya lokal di tengah gempuran budaya luar. Melalui Begawe, masyarakat Lombok terus melestarikan nilai-nilai adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan generasi muda pada pentingnya menjaga harmoni sosial dan mempertahankan identitas budaya.

Tradisi Begawe adalah wujud nyata dari harmoni antar manusia di Lombok. Melalui Begawe, masyarakat Lombok menunjukkan bagaimana nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas sosial dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga mengajarkan pentingnya bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama tanpa memandang perbedaan. Dengan tetap melestarikan Begawe, masyarakat Lombok tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun