Harmoni sosial dalam Begawe tidak hanya terlihat dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi juga dalam relasi antaranggota masyarakat. Begawe mengajarkan pentingnya saling membantu tanpa pamrih dan menumbuhkan rasa simpati serta empati terhadap sesama. Dalam pelaksanaannya, tidak ada batasan status sosial, ekonomi, atau usia. Semua orang, dari yang paling muda hingga yang paling tua, turut berpartisipasi dan memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
Selain itu, Begawe juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar keluarga dan antar kampung. Ketika suatu keluarga mengadakan acara, maka seluruh keluarga yang ada di lingkungan tersebut akan datang untuk membantu. Pada gilirannya, ketika keluarga lain mengadakan acara, mereka yang pernah dibantu akan dengan sukarela membantu kembali. Dengan demikian, tradisi ini menciptakan sebuah siklus kebaikan yang terus berulang, memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat.
Nilai-Nilai Filosofis dalam Begawe
Begawe tidak hanya sekedar tradisi sosial, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang mendalam. Salah satunya adalah konsep "saling bantu" atau "mutualisme." Dalam masyarakat Lombok, Begawe mencerminkan prinsip bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, melainkan juga oleh orang-orang di sekitarnya. Dengan kata lain, kebersamaan dalam Begawe adalah cerminan dari pandangan bahwa hidup lebih bermakna ketika dijalani dengan saling mendukung.
Selain itu, Begawe juga mencerminkan nilai-nilai keadilan . Dalam tradisi ini, tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin. Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berpartisipasi dalam acara. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Lombok menjunjung tinggi nilai keadilan sosial, di mana setiap individu dihargai berdasarkan kontribusi yang mereka berikan, bukan berdasarkan status atau kekayaan mereka.
Meskipun zaman telah berubah dan kehidupan masyarakat Lombok telah banyak dipengaruhi oleh modernisasi, tradisi Begawe tetap bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan harmoni yang terkandung dalam Begawe masih relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini. Bahkan, dalam era modern yang serba individualistik, Begawe menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kebersamaan dan memperkuat ikatan sosial.
Namun, pelaksanaan Begawe di era modern tentu mengalami beberapa penyesuaian. Misalnya, dalam beberapa acara besar, masyarakat mulai menggunakan jasa katering untuk menggantikan tugas memasak secara bersama-sama. Meskipun demikian, semangat gotong royong dan kebersamaan tetap dipertahankan, di mana masyarakat masih berpartisipasi dalam persiapan dan pelaksanaan acara.
Begawe juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian budaya lokal di tengah gempuran budaya luar. Melalui Begawe, masyarakat Lombok terus melestarikan nilai-nilai adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan generasi muda pada pentingnya menjaga harmoni sosial dan mempertahankan identitas budaya.
Tradisi Begawe adalah wujud nyata dari harmoni antar manusia di Lombok. Melalui Begawe, masyarakat Lombok menunjukkan bagaimana nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas sosial dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga mengajarkan pentingnya bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama tanpa memandang perbedaan. Dengan tetap melestarikan Begawe, masyarakat Lombok tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H