Â
Sambil Menyelam, minum air
Â
Sekali jalan, dua – tiga tujuan tercapai. Efektif dan efisien. Tiru cara perusahaan franchise fast food menawarkan barang dagangannya. Sudah beli ayam goreng, ditawari produk lain seperti mau supnya pak ? Kentangnya, masih panas lho pak ? Dan cara ini memang cukup ampuh setelah saya praktekkan di toko ban dan onderdil saya. Tadinya ada seorang Bapak cuma mau beli baut saja, lalu saya lihat ban mobilnya sudah mau gundul, saya tawari harga ban terbaik. Eh, tak lama kemudian si bapak datang lagi untuk ganti ban yang saya tawarkan tempo hari. Sudah ada uangnya katanya. Saat ganti ban, saya tawari lagi, olinya pak, onderdilnya. Ya..si bapak tertarik untuk membeli. Sambil menyelam minum air kan ? Jadi, perbanyak transaksi lebih efektif untuk menaikkan omset. Plus, pelanggan puas karena merasa kebutuhannya diperhatikan.
Â
Anjing menggonggong, kafilah berlalu
Â
Tunggu dulu, ini bukan berarti sebagai pengusaha harus cuek bebek tapi harus punya kepekaan yang tajam. Baru-baru ini saya mendapat semacam intervensi dari pihak kompetitor yang merasa usahanya terancam dengan keberadaan usaha baru saya. Si kompetitor dengan terus terang menyatakan keberatannya jika pelanggannya beralih ke tempat saya dan dia mendikte saya masalah harga jangan murah-murah karena bisa merusak pasaran. Pasaran siapa ? Sekarang begini saja, lokasi usaha saya cukup jauh jaraknya dengan kompetitor. Dalam berbisnis, saya menerapkan sikap profesioanlisme dan management yang cukup terencana. Tentunya saya punya banyak strategi untuk menjaring pelanggan. Kalau pelanggan suka belanja di tempat saya, mestinya kompetitor kan introspeksi diri kenapa bisa begitu ? Apakah ada yang kurang dari pelayanannya selama ini ? Toh, saya tidak merebut dengan paksa, pelanggannya sendiri yang mau mencoba dan ternyata cocok. Bersaing itu biasa kan, toh saya bersaing secara sehat, tidak menjelek-jelekkan usaha kompetitor lain. Hak saya mau pakai strategi apa, pelanggan bisa memilih sendiri. Begitu kalau pola pikir saya. Jadi, intervensi itu saya anggap masukan yang positif saja untuk bisa lebih maju dan berkembang lagi, bukan sebagai suatu ancaman yang harus ditanggapi dengan emosi. Buang energi saja.
Â
Jangan tong kosong berbunyi nyaring
Â