Jakarta, 23 Juli 2024Â - Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia, termasuk di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa ISPA merupakan penyakit yang banyak dilaporkan di fasilitas kesehatan primer di seluruh Indonesia.Â
Surveilans Influenza-like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) adalah sistem pemantauan yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengawasi penyebaran penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus, termasuk influenza.
 Surveilans ini terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendeteksi pola infeksi, tren musiman, dan potensi wabah influenza yang dapat berkembang menjadi pandemi.Â
Penyakit menular lain yang berhubungan dengan pernapasan yakni tuberkulosis (TB). Seperti ISPA, penyakit ini juga masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan dengan sekitar 10,6 juta kasus TB baru di seluruh dunia pada tahun 2021.Â
Sekitar 30 negara menyumbang 87% dari total kasus TB global, termasuk Indonesia sebagai salah satu wilayah dengan beban TB tertinggi. Kedua penyakit menular tersebut mendorong terciptanya program kesehatan dengan tujuan untuk mengeliminasi angka kesakitan dan kematian penyebab penyakit ISPA dan tuberkulosis.
Program STAAMP (Stop TB and ARI: Advocacy Measures and Prevention) merupakan inisiatif kolaboratif oleh mahasiswa Kesehatan Masyarakat dari Universitas Negeri Semarang yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan tindakan preventif terkait tuberkulosis dan ISPA.Â
Pelaksanaannya mencakup tiga lokus, yaitu institusi, masyarakat, dan sekolah, dengan kegiatan yang disusun sesuai kebutuhan masing-masing.
Di lokus institusi, Kementerian Kesehatan RI mengadakan Lokakarya Manajemen Data Influenza dan Pandemic Influenza Severity Assessment (PISA).Â
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dan pemangku kebijakan dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data influenza, serta memperkuat sistem penilaian tingkat keparahan pandemi guna memastikan respons yang cepat dan efektif dalam menghadapi wabah influenza.Â
Pelaksanaan lokakarya ini melibatkan ahli internasional dari WHO dan CDC untuk menyampaikan paparan dan melakukan demonstrasi penggunaan excel dan PISA.Â
Partisipan diajak untuk hands-on data analysis, latihan cleaning, analisis, serta memvisualisasikan data influenza. Selain itu, dalam rentang waktu 4 hari, workshop ini memberi ruang untuk partisipan melakukan aktivitas grup dan studi kasus, serta terdapat pre dan post test.
Pada lokus masyarakat, lima mahasiswa UNNES membuka STAMP Booth di acara karnaval peringatan hari kemerdekaan RI pada bulan Agustus sebagai pendekatan inovatif untuk mendekatkan layanan skrining kepada warga dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam deteksi dini TB.
 Booth yang dibuka di RW 10 Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur, ini meliputi kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar gratis, penyuluhan TB menggunakan media pamflet, deteksi dini TB berdasarkan gejala, serta distribusi vitamin dan masker.Â
Dengan diketahuinya status sementara dari deteksi dini tersebut, masyarakat dapat segera menindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut ke layanan kesehatan, melakukan pengobatan, atau memperketat langkah pencegahan.
Di lokus sekolah, program STAAMP dilakukan dengan menyelenggarakan sosialisasi Influenza-Like Illness (ILI) di SD Negeri Jatinegara 15 Pagi untuk meningkatkan pemahaman tentang gejala ILI, cara pencegahannya, dan pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
 Penyuluhan yang dilaksanakan pada awal bulan Oktober 2024 tersebut meliputi edukasi gejala, penyebab, dan cara pencegahan ILI, serta sosialisasi kebersihan tangan, penggunaan masker, dan etika batuk. Pendekatan interaktif seperti quiz mendorong siswa untuk melakukan perubahan baik sehingga dapat menekan angka penularan di lingkungan sekolah dan membangun kebiasaan sehat sejak usia dini.
Sebagai hasil akhir dari program ini, policy brief disusun untuk kemudian diserahkan kepada ketiga lokus. Dokumen ini memuat rekomendasi kebijakan yang berbasis pada temuan lapangan dan implementasi program.Â
Pada Kementerian Kesehatan RI, policy brief merekomendasikan optimalisasi dan keberlanjutan workshop, penguatan infrastruktur serta kebijakan pengelolaan data kesehatan, dan peningkatan kolaborasi antarunit kerja untuk kesiapan menghadapi pandemi influenza.Â
Di Kelurahan Jatinegara, rekomendasi berfokus pada pemberdayaan kader kesehatan, kerja sama lintas sektor, serta perluasan skrining TB dan akses layanan kesehatan berbasis komunitas melalui strategi seperti STAMP Booth, yang dapat dijadikan model untuk program deteksi dini penyakit lain.Â
Sementara itu, untuk lokus sekolah, isi policy brief menekankan tentang pelatihan kepada guru dan tenaga kesehatan sekolah, penyuluhan rutin yang melibatkan orang tua dan siswa, penerapan sistem monitoring kesehatan siswa, serta peningkatan fasilitas kebersihan.
Program STAAMP tidak hanya menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
 Melalui rekomendasi dalam policy brief ini, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemangku kebijakan dalam mengembangkan kolaborasi lintas sektor yang terjalin, memberikan kontribusi strategis untuk mendukung keberlanjutan upaya pencegahan penyakit menular, dan membawa Indonesia lebih dekat menuju eliminasi ISPA dan TB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H