Kepercayaan inilah yang dimaksudkan oleh R bahwa sebetulnya tradisi Jawa memiliki hakikat yang sama dengan agama Islam. Namun bagi penganut Kejawen akan merasa lebih nyaman dengan tata cara yang selama ini dilakukan berdasarkan ajaran turun temurun dari leluhurnya. Hal ini dikarenakan mereka lebih memahami dan bisa mengerti arti dari apa yang dilakukan dan diucapkan. Berdasarkan pemahaman tersebut, 146 maka nilai kebajikan sosial yang diperjuangkan oleh para pemegang tradisi kejawen ini adalah penghormatan terhadap ajaran leluhur, kepedulian dan kegotong royongan.
Sedulur Papat Lima Pancer mengandung arti bahwa ketika manusia itu lahir maka lahir pula empat saudara manusia. Itu adalah wujud kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi yang terdiri dari empat hal selain diri sendiri. Empat hal, dan ke lima hal itu adalah : Kakang Kawah atau ketuban, Adhi ari-ari atau plasenta, Getih atau darah, Puser atau tali plasenta dan, Diri sendiri atau tubuh wadag.
Ketika Ibu melahirkan, beliau berjuang keras bertaruh dengan nyawa dengan rasa sakit yang teramat sangat. Pertama yang lahir terlebih dahulu adalah Kakang kawah, disebut kakang karena dia lebih dulu keluar yaitu air ketuban.Â
Disusul kemudian badan. Kemudian adhi ati-ari, disebut adhi karena keluar setelah badan kita. Kemudian darah keluar. Yang terakhir adalah plasenta atau puser. Kita sebagai manusia harus menyelaraskan semua karakter itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh. Keselarasan itu adalah antara manusia dengan jagat cilik dan jagad gedhe. Jagat cilik atau jagat kecil adalah dalam diri manusia itu sendiri atau tubuh manusia disebut juga mikrokosmos. Jagat gedhe atau jagat besar adalah alam semesta yang disebut juga makrokosmos.
Sedulur papat lima pancer dalam pengertian jagat cilik maksudnya adalah ketika manusia lahir di dunia maka ikut lahir pula kakang kawah atau ketuban, ari-ari, getih, puser, dan tubuh manusia itu sendiri. Sedangkan dalam pengertian Jagat gedhe, sesulur papat lima pancer adalah arah mata angin yang terdiri dari :
1. Timur / tirtanata
2. Barat / sinatabrata
3. Selatan / purbangkara
4. Utara / warudijaya
5. Tengah dimana saya berada.
Jadi pengertiannya saudara empat itu arah kiblat mata angin sedangkan yang pancer adalah tempat diri kita berada. Menurut budaya Jawa keempat saudara itu adalah sosok yang tidak nampak yang menyertai manusia. Masing-masing mempunyai karakter sendiri. Nah apabila manusia mempunyai masalah maka kita bisa mengajak empat saudara tadi untuk saling menjaga. Kita wajib menjaga keharmonisan empat saudara tadi. Orang Jawa pada zaman dahulu memberikan sesaji untuk sedulur papat tadi, namun jaman sekarang tidak lagi menggunakan sesaji. Orang jaman sekarang lebih menyelaraskan semuanya dengan perbuatan yang baik. Perbuatan baik sesuai budi pekerti akan membangkitkan energi sedulur papat untuk saling membantu.