Ragam keterbatasan dilalui demi mengajarkan peserta didik agar bisa memahami materi komputer.
Berikut beberapa alternatif yang bisa dilaksanakan guru dan sekolah agar pelajaran komputer terlaksana:
1. Mengumpulkan semua laptop yang dimiliki oleh guru agar cukup digunakan oleh peserta didik.
2. Menginstal aplikasi yang bisa digunakan di area tidak bersinyal.
3. Menggunakan wifi di sekolah, meskipun alami gangguan. Contoh, saat hujan, angin kencang dan listrik padam.
4. Mengajari peserta didik materi Bahasa Inggris, karena aplikasi di laptop identik dengan Bahasa Inggris.
5. Pembelajaran komputer sebagai "mulok", terkadang tidak hanya 2 kali seminggu, namun bisa lebih. Agar peserta didik terbiasa menggunakan komputer.
Peserta didik yang dulu kelas 5 dilatih mengunakan komputer, kini di kelas 6 pun tetap belajar komputer meski tidak menghadapi ANBK.
Sehingga ketika komputer menjadi mulok di sekolah dasar, hal yang terjadi adalah:
1. Peserta didik telah memahami dasar Microsoft Word
2. Memahami cara men on/off kan komputer/laptop
3. Peserta didik tahu cara mengetik, angka, huruf dan simbol
4. Peserta didik memahami praktikum sains lewat laboratorium virtual PHET
5. Peserta didik bisa mengikuti ragam kompetisi seperti "KIHAJAR STEM" 2 Tahun berturut-turut karena telah terbiasa menggunakan komputer.
6. Peserta didik kelas 6, yang sudah bisa menggunakan komputer secara sederhana bisa mengajari adek kelas 5 dalam praktik komputer.
7. Mindset peserta didik akan dunia pengetahuan semakin terbuka, meski di tempat yang terpencil.
Komputer menjadi salah satu pelajaran mulok di sekolah pelosok SD N 06 Ransi Dakan.
Semoga memberi semangat pada sekolah lain, agar mendukung peserta didik dalam memahami materi teknologi informasi dan komunikasi. Karena di SMP pun peserta didik akan menggunakan komputer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H