Ketika "Komputer", Menjadi "Mulok" di SD Pelosok
Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari. Bahkan hingga sampai di pelosok, teknologi tetap digunakan. Salah satunya adalah penggunaan komputer/laptop.
Teknologi berupa komputer membantu orang untuk mempermudah ragam pekerjaan. Tak terkecuali, di sekolah pun komputer menjadi instrumen utama dalam menjalankan aktivitas sekolah.
Saat ini, tidak hanya digunakan kepala sekolah dan guru, komputer/laptop juga digunakan oleh peserta didik sebagai pendukung pembelajaran serta terkhusus akibat adanya kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer).
Peserta didik di seluruh di Indonesia bersama melaksanakan ANBK atau sering juga disebut dengan AN (Asesemen Nasional).
AN adalah asesmen/penilaian mutu pendidikan berbasis online atau semi online pengganti Ujian Nasional (UN).
Peserta didik harus dipersiapkan untuk menggunakan komputer/laptop dalam menjawab soal-soal asesmen yang disediakan oleh sistem.
Latihan yang intens harus dilakukan karena memahamkan peserta didik khususnya SD cukup kompleks. Khususnya yang terjadi di sekolah pelosok, SD N 06 Ransi Dakan, Kab. Sintang.
Kepala sekolah dan guru akhirnya sepakat untuk memasukkan pelajaran "komputer" sebagai "muatan lokal" dalam pembelajaran.
Sejak tahun 2021, peserta didik di sekolah ini sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan komputer, baik untuk latihan komputer dan ANBK bersifat offline.
Desa ini tidak memiliki sinyal yang cukup bagus, maka sekolah sulit menggunakan versi online. Akhirnya guru berinisiatif menggunakan aplikasi versi offline.
Ragam keterbatasan dilalui demi mengajarkan peserta didik agar bisa memahami materi komputer.
Berikut beberapa alternatif yang bisa dilaksanakan guru dan sekolah agar pelajaran komputer terlaksana:
1. Mengumpulkan semua laptop yang dimiliki oleh guru agar cukup digunakan oleh peserta didik.
2. Menginstal aplikasi yang bisa digunakan di area tidak bersinyal.
3. Menggunakan wifi di sekolah, meskipun alami gangguan. Contoh, saat hujan, angin kencang dan listrik padam.
4. Mengajari peserta didik materi Bahasa Inggris, karena aplikasi di laptop identik dengan Bahasa Inggris.
5. Pembelajaran komputer sebagai "mulok", terkadang tidak hanya 2 kali seminggu, namun bisa lebih. Agar peserta didik terbiasa menggunakan komputer.
Sehingga ketika komputer menjadi mulok di sekolah dasar, hal yang terjadi adalah:
1. Peserta didik telah memahami dasar Microsoft Word
2. Memahami cara men on/off kan komputer/laptop
3. Peserta didik tahu cara mengetik, angka, huruf dan simbol
4. Peserta didik memahami praktikum sains lewat laboratorium virtual PHET
5. Peserta didik bisa mengikuti ragam kompetisi seperti "KIHAJAR STEM" 2 Tahun berturut-turut karena telah terbiasa menggunakan komputer.
6. Peserta didik kelas 6, yang sudah bisa menggunakan komputer secara sederhana bisa mengajari adek kelas 5 dalam praktik komputer.
7. Mindset peserta didik akan dunia pengetahuan semakin terbuka, meski di tempat yang terpencil.
Komputer menjadi salah satu pelajaran mulok di sekolah pelosok SD N 06 Ransi Dakan.
Semoga memberi semangat pada sekolah lain, agar mendukung peserta didik dalam memahami materi teknologi informasi dan komunikasi. Karena di SMP pun peserta didik akan menggunakan komputer.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI