Mohon tunggu...
GURU MUDA
GURU MUDA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Ketika keadaan tidak berpihak, maka tulisan adalah suara kecil yang mampu membantumu bertahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Perspektif", Guru Mendidik, dan Jika Orangtua Membela "Kesalahan Anak"

21 Agustus 2023   22:56 Diperbarui: 21 Agustus 2023   23:42 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga baikknya orang tua tertentu yang tidak terima anaknya ditegur, demi kebaikan, renungkanlah. Karena di dunia ini, yang bisa kita wariskan kepada anak untuk bertahan dalam kehidupan adalah "nilai karakter", "kebaikan", dan juga "santun".

Tidak hanya sebatas mendapatkan ijasah yang berisi nilai di kertas. Tetapi yang utama adalah pembentukan akhlak anak.

Jika ada orang tua membela anak dengan maksud melindungi, bukan dengan cara membela yang kurang tepat. Tetapi orang tua juga bisa lakukan koreksi atas kesalahan anak. Menggunakan pendekatan yang baik dan membujuk agar anak tidak melakukan kesalahan.

Setiap orang tua pasti sayang pada anaknya. Menunjukkan kasih sayang bukan berarti harus membela yang kurang tepat/salah. Tetapi menegur dengan kasih sayang dan nasehat.

Dari kasus orang tua menembakkan ketapel menjadi pelajaran yang berharga. Untuk kita orang tua dan juga guru. Permasalahan apapun, baikknya di diskusikan terlebih dahulu. Tidak langsung menjudge tanpa alasan.

Guru tidak mengajari siswa 24 jam sehari. Untuk jenjang SD, hanya sampai (jam 11), SMP (jam 1), SMA (jam 2). Selebihnya anak berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Akhlak anak tidak 100 % terbentuk di sekolah. Tetapi juga dari rumah dan lingkungan. Jika ada kesalahan yang dilakukan anak, benar-benarlah ditelusuri sampai ke akar. Karena tidak ada guru yang mengajarkan anak menjadi "tidak berkarakter baik".

Di belahan dunia manapun, guru berharap agar anak didik menjadi orang berhasil. Bisa menjadi dokter, polisi, bupati, gubernur, menteri bahkan presiden. Mari sama merenung, KITA BISA KARENA GURU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun