Mohon tunggu...
GURU MUDA
GURU MUDA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Ketika keadaan tidak berpihak, maka tulisan adalah suara kecil yang mampu membantumu bertahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Honor Kreatif, Belajar Aktif"

22 Januari 2023   12:08 Diperbarui: 22 Januari 2023   12:27 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Mozaik dan Rantai (sila ke 2) | Sumber: SD N 06 Ransi Dakan, Kab. Sintang


"Honorer Kreatif, Belajar Aktif"

oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd, Gr

Learning goals (tujuan pembelajaran) dapat tercapai dengan ragam cara. Bisa mengunakan model, metode, strategi dan teknik pembelajaran, media ajar, serta alat peraga.

Sesuai dengan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan yakni,  (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3) Learning to be, (4). Learning to live, guru dituntut untuk kreatif, kerja tekun, harus mampu dan mau meningkatkan kemampuan.

Kreativitas sangat diperlukan, agar tercipta pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran.

Baik di wilayah kota hingga pelosok diperlukan karakter inisiator. Sehingga mampu menciptakan pembelajaran student-centered.

Seperti hal di sekolah pelosok (3T), SD N 06 Ransi Dakan, Kec.Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Semua guru menjadi inisiator. Tak terkecuali guru honorer. Dua guru honorer sebagai wali kelas satu dan tiga, memiliki inisiatif dalam menggunakan bahan sekitar sebagai media ajar.

Berikut ini akan dijelaskan kreativitas guru-guru tersebut dalam menyampaikan materi. Yakni pelajaran Sosial Budaya dan Prakarya (SBdP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPkn). Materi "Membuat Hiasan Mozaik" dan "Mengenal Lambang Sila Kedua Sila Pancasila.

Materi ajar Tema 1 SBdP (KD 3.4 dan 4.4) kelas tiga, yakni membuat hiasan mozaik. Karya seni ini dapat meningkatkan kemampuan motorik, daya pikir, daya serap, emosi, cita rasa keindahan serta kreativitas peserta didik.

Bahan yang digunakan untuk membuat mozaik adalah bahan-bahan di sekitar. Seperti biji-bijian dengan bentuk dan warna yang beragam. Contoh, jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras, daun nangka kering, daun pucuk merah dan rumput.

Guru berinisiatif mengajak peserta didik untuk berkeliling di sekitar sekolah dan desa untuk mendapatkan bahan tersebut. Guru yang berdomisili asli di desa ini berusaha memanfaatkan bahan yang dapat ditemukan di desa.

Proses pembuatannya adalah : (1). Menggambar pola gambar sesuai dengan imajinasi peserta didik, (2). Mengolesi permukaan gambar dengan lem, (3) Menempel biji-bijian dan dedaunan sebelum lem mengering. (4). Menunggu karya mozaik mengering. (5). Karya mozaik siap untuk dipajang.

Bahan biji-bijian dan dedaunan kerin | Dok Pribadi
Bahan biji-bijian dan dedaunan kerin | Dok Pribadi

Karya mozaik ikan dari bijian | Dok Pribadi
Karya mozaik ikan dari bijian | Dok Pribadi

Karya mozaik kupu-kupu | Dok Pribadi
Karya mozaik kupu-kupu | Dok Pribadi

Karya mozaik ikan dari dedauan | Dok Pribadi
Karya mozaik ikan dari dedauan | Dok Pribadi

Karya peserta didik kelas tiga tersebut dipajang sebagai hiasan. Secara psikologis, mozaik dapat dijadikan sebagai media ekspresi atau mengungkapkan ragam emosi.

Kemampuan motorik anakpun berkembang. Peserta didik dapat memahami bahwa benda-benda di sekitar dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.

Guru memfasilitasi dan mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yakni mozaik sebagai media mengekspresikan pemikiran/perasaan peserta didik.

Berikut ini kreativitas yang dilaksanakan oleh wali kelas satu pada Tema 5 materi "Mengenal Lambang Sila Kedua Pancasila"

Guru menjelaskan bunyi sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab". Penerapan sila kedua dalam kehidupan sehari-hari: bertindak adil, menghormati orang lain, dan bersikap sopan santun. Tiap sila pada Pancasila memiliki lambang.

Lambang sila kedua adalah rantai. Untuk kelas satu SD, sulit untuk memahamkan dan mengingatkan peserta didik bahwa "rantai" adalah lambang sila kedua. Sehingga guru memiliki inisiatif untuk membuat alat peraga pembelajaran dari kertas karton.

Praktek Membuat Simbol Pancasila | Dok Pribadi
Praktek Membuat Simbol Pancasila | Dok Pribadi

Guru menggambarkan rantai di papan tulis. Mengarahkan peserta didik menggambar rantai di kertas karton sesuai imajinasinya. Kemudian mewarnai serta memotong pola rantai tersebut. Peserta didik menghubungkan tiap rantai menggunakan lem.

Hasil Karya Simbol Pancasila | Dok Pribadi
Hasil Karya Simbol Pancasila | Dok Pribadi

Peserta didik kelas satu berhasil membentuk lambang Sila Kedua Pancasila menggunakan kertas karton. Hasil karya tersebut dapat dijadikan sebagai alat peraga yang menjelaskan lambang Sila Kedua yakni rantai menggunakan media kertas karton.

 Guru mengajarkan lambang Pancasila secara konkret. Dengan praktik membuat rantai, telah mampu memahamkan peserta didik. Jika guru hanya menjelaskan lambang rantai lewat gambar, maka peserta didik akan sulit memahami bentuk rantai.

Kegiatan di atas telah mengkonstrak pengetahuan peserta didik. Yakni dari gambar abstrak menjadi konkret (nyata).

Pembuatan alat peraga rantai menggunakan media kertas membantu guru mencapai tujuan pembelajaran. Yakni agar peserta didik memahami bentuk rantai sebagai lambang sila kedua.

Mengimplementasikan sila kedua dengan bersikap sopan santun pada guru, tidak menggangu teman-teman yang sedang membentuk gambar rantai.

Guru juga bisa menerapkan tujuan pembelajaran dengan mempraktikkan "kata adil" dengan membagi rata kertas karton dengan ukuran yang sama, tanpa membeda-bedakan peserta didik.

Pembelajaran yang dilakukan kedua honorer tersebut telah meningkatkan minat peserta didik dalam belajar dan bereksperimen. Anak-anak diberi ruang untuk berekspresi lewat karya yang dibuat.

Proses belajar di atas adalah praktek yang dilakukan di sekolah pelosok. Pendidik kerap berekspresi dengan ragam praktek. Karena fakta dilapangan, dengan praktek lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran dibanding hanya teori khususnya di kelas rendah SD.

Honorer kreatif ini telah menciptakan pembelajaran aktif di sekolah pelosok. Tidak hanya materi di atas, namun ragam materi juga di praktekkan. Sehingga learning goals dapat tercapai dengan mudah.

Kemampuan yang dimiliki honorerdi sekolah pelosok ini sangat mumpuni. Tanggungjawab dilaksanakan sama seperti guru ASN lainnya. Bahkan terkadang mereka memiliki tugas ekstra, untuk menambah penghasilan. Karena tingkat kesejahteraan yang masih kurang. Namun, mereka tetap melaksanakan tugas dengan integritas.

Salam dari sekolah pelosok

Referensi:

Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Nugraheni, Sinta. 2013. Tema 1, Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup.  Sukoharjo: Hasan Pratama.

Rifai, Ekhsan. 2017. Tema 5, Pengalamanku. Sukoharjo:Fokus.

Merdeka.com. (2020, 18 November). Mozaik adalah Karya Seni Dua Dimensi, Ketahui Fungsi dan Cara Membuatnya. Diakses pada 22 Januari 2022. https://www.merdeka.com/jateng/mozaik-adalah-karya-seni-dua-dimensi-ketahui-fungsi-dan-cara-membuatnya-kln.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun