Mohon tunggu...
Julianto Simanjuntak
Julianto Simanjuntak Mohon Tunggu... profesional -

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kebisuan Para Ayah

30 November 2015   10:07 Diperbarui: 30 November 2015   10:53 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti para korban gangguan stress pasca trauma(post traumatic stress disorder), maka anak yang pernah dianiaya atau ditelantarkan orang tuanya di masa kecil akan memendam campuran kemarahan, rasa malu, rasa tidak percaya dan kecemasan yang sifatnya sangat mudah meledak.  Begitu anak ini menjadi dewasa, apa yang dulu dipendamnya akan mulai naik dan meledak ke permukaan.

Betapa besarnya harga yang harus dibayar.  Anak-anak yang diremehkan, dan secara emosi ditelantarkan oleh keluarganya menderita depresi kronis, harga diri menciut, dan tidak mampu mengambil keputusan.  Mereka cenderung terus mencari pengakuan akan nilai dirinya, tetapi terlalu takut menghadapi penolakan sehingga mereka juga tidak berani membela diri.  Mereka terombang-ambing di antara dua ekstrem: dari “perilaku penyendiri” ke “mau mendapatkan keintiman instan”, dari kecurigaan ke pengkhianatan; dan dari mengidolakan ke menguasai orang lain.

 

MEMPERBAIKI RELASI

Kalau relasi orangtua, khususnya ayah, dengan anak telanjur rusak, bagaimana memperbaikinya? Ada  beberapa hal yang bisa dipertimbangkan.

Pertama adalah meminta maaf. Mengakui pada anak-anak bahwa kita sudah mengabaikan mereka saat mereka kecil.  Kita bersikap tidak adil dan membeda-bedakan. Ini tentu sulit bagi sebagian besar ayah, tetapi sekali Anda tulus minta maaf pada anak maka  pintu pemulihan terbuka lebar.

Kedua, kita memperkaya relasi dengan anak-anak dengan cara memberikan waktu dan perhatian lebih banyak.  Jika tidak, maka anak-anak akan sulit mempercayai bahwa ayahnya benar-benar menyesal.  Berilah waktu kepada si anak paling tidak seminggu sekali untuk berdua dan sharing secara pribadi, misalnya sambil makan bersama. Rencanakan juga waktu berlibur dan rekreasi bersama mereka setidaknya dua kali setahun.

Ketiga, tunjukkan kualitas hubungan Anda sebagai ayah kepada ibu mereka. Jika Anda mencintai ibu mereka dan  hubungan anda dengan ibu anak-anak baik, mereka akan merasa aman dan  nyaman. Mereka akan senang ada di rumah.  Home sweet home.

Keempat, cintailah anak-anak dan berilah mereka selalu ada  kesempatan kedua. Izinkan mereka gagal, dan selalu mendapat kasih dan pengampunan dari Anda sebagai ayah. Terutama saat anak remaja, mereka tanpa sadar cenderung melawan kita sebagai ayah mereka. Jika anak mendapatkan cinta tanpa syarat dari ayahnya,  mereka akan mudah mengenal Allah itu Baik.

 

Bahan diskusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun