Mohon tunggu...
Julianto Simanjuntak
Julianto Simanjuntak Mohon Tunggu... profesional -

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Iri Hati Membungkukkan Tulang

1 November 2011   01:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:13 3999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jawabnya, "Bagi kami tidak jelas alasannya, karena tidak pernah ungkapkan. Tapi menurut saya, sejak Bapak sering diundang ke lingkungan kami, banyak Gembala semakin tidak tertarik mengundang ybs. Mungkin juga ada perasaan iri, cemburu. Begitulah pendapat saya.” 

"Lalu, mengapa bapak tetap mengundang saya?" tanya saya menegaskan. 

Rekan itu menjawab, "Ah, biar sajalah. Kalau karena iri dia melarang kami mengundang bapak, tidak usah dipikirkan. Apalagi kami sendiri tahu cara hidup beliau."

 ***********

Teman, 

Iri hati, adalah perasaan marah bercampur kecewa atas apa yang dimiliki orang lain, yang melebihi kapasitas diri kita. Sementara kita merasa orang tersebut tidak pantas memilikinya.‎ Iri hati laksana penyakit kanker yang merusak, bukan saja hati pemiliknya, tapi juga menyakiti hati orang lain. Seperti virus, iri hati bisa menular pada orang sekitar, sebab biasanya si tukang cemburu tadi suka cerita ke sana-sini mengumbar rasa iri yang kadang dikemas dengan "rasa peduli" yang palsu.

Ciri-ciri Iri Hati

Kalau hati sudah terinfeksi virus iri atau cemburu maka perasaan kita cenderung tidak nyaman, terutama saat mendengar keberhasilan seseorang yang kita tidak sukai. Misalnya, saat kita mendengar teman sejawat mendapatkan promosi. Kita langsung jengkel bahkan marah. Sebab Anda merasa jauh lebih pantas untuk mendapatkan posisi tersebut daripada teman Anda.‎ Tapi sebaliknya, jika kita mendengar orang itu dipecat atau mengalami kegagalan, hati kita malah merasa senang dan puas. ‎

Iri atau perasaan cemburu membangkitkan keinginan untuk memiliki apa yang orang lain miliki. Kita belum merasa puas sebelum benda, posisi atau  seseorang yang kita inginkan, kita dapatkan.  Kita gelisah sebelum mendapatkannya.

Misalnya, Anda tidak menyukai tetangga yang kebetulan rekan satu arisan warga. Setiap kali Anda mendengar tetangga tadi membeli satu barang baru, maka Anda ingin membeli barang yang lebih bagus dari yang ia miliki. Perasaan gengsi menguasai Anda lebih daripada kesadaran bahwa Anda sebenarnya tidak membutuhkan (atau membutuhkan) butuh barang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun