Minus (-)
Namun ada beberapa hal yang perlu kita waspadai jika menitipkan anak ke nenek dan kakek mereka. Jika tidak diawasi dengan baik, Â dapat membahayakan pertumbuhan anak.
Pertama, zaman mereka dibesarkan dengan anak kita sangat beda jauh. Ada jembatan pemisah yang perlu dijembatani. Baik dari cara berpikir, pendidikan, selera gaul, teknologi, dsb. Â Jika mereka kurang memahami psikologi anak anak, justru mudah menimbulkan konflik nenek- cucu.
Kedua, nenek atau kakek yang dulu gagal mengasuh dan mendidik anak, misal terlalu keras pada anak, cenderung tergoda lembek pada cucu mereka. Mereka trauma dan takut salah asuh lagi, dan cwnderung permisif atau memanjakan anak
Ketiga, bila anak menikmati pola asuh nenek yang memanjakan anak dan berbeda dengan apa yang diterapkan ortu mereka, membuat anak bisa memberontak terhadap disiplin ortu.  Mereka berharap si Mama akan  seperti Sang Nenek yang serba membolehkan.
Keempat, bila nenek terlalu dominan, dan tidak senang dengan cara mantunya mengasuh si cucu, si nenek  tergoda menegur mantu di depan anak. Ini sangat melukai hati dan menjatuhkan mental si ibu di depan anak. Menimbulkan konflik martua- mantu yang disebabkan pola asuh yang beda.
Mengelola Perbedaan
1. Menetapkan wewenang ortu dan si nenek, mana otoritas ortu dan mana yang si nenek bisa intervensi
2. Melakukan dialog rutin antara si ortu dengan si nenek, menjembatani perbedaan pendapat yang timbul.
3. Si nenek atau kakek selalu mengingatkan diri bahwa wewenang dan otoritas utama pengasuhan anak tersebut adalah pada si orangtua dan bukan pada dirinya. Sehingga jika si nenek mau terlibat meminta ijin pada anak atau mantunya.
4. Memulihkan lebih dulu, jika ada, konflik mertua dan mantu. Sebab luaka hati, bisa menimbulkan apriori yang tidak perlu.