Julianto Simanjuntak.
Sebelum Anda menjadi  nenek, mungkin baik membaca kasus ini. Beberapa kasus klien kami yang gagal menjadi ibu ingin sukses jadi nenek. Cirinya,  Ibu ini suka intervensi ke anak soal cucunya. Inilah salah satu sumber konflik antara Ibu dan Anak yang menyakitkan setelah anak dewasa.
KASUS
Pak Stalone dan istrinya Sari (samaran) sering cekcok. Isu utamanya adalah perbedaan dalam mengasuh anak. Konflik karena perbedaan nilai dan cara. Stalone diasuh dalam keluarga yang disiplin tapi cenderung keras. Ayahnya keras dan cenderung kasar jika berbicara dengan anak. Ibunya dominan terhadap anak-anak. Suka mengatur dan mengambil keputusan untuk anak-anak, meski Stalone sudah remaja.
Beda dengan Stalone, Sari diasuh dalam keluarga disiplin tapi demokratis. Ayah Ibunya kerap menghagai pendapat pribadi anak-anaknya. Jangan heran, cara mendidik Sari cenderung demokratis.
Maka tidak heran Stalone dewasa ini cenderung keras dan kaku. Cepat tersinggung jika anak membantah. Kalau sudah marah cenderung memukul. Sebab itulah yang dia terima saat masih kecil. Sari sama sekali tidak setuju, karena baginya itu bisa menimbulkan luka pada anak. Anak mereka masih berusia 4 dan 2 tahun. Karena itu ia menegur suaminya jika memukul anak mereka yang masih balita.
Rupanya Sang nenek dari pihak Stalon mendengar dan melihat konflik ini. Si Nenek berpendirian sama dengan mantunya. Setelah tua dia sadar bahwa cara dia mendidik Stalone dulu salah.
Diapun menegur Stalone. Kerap dia mengunjungi rumah anak dan mantunya ini dan intervensi soal cucunya. Tapi Stalone tentu tidak mau terima begitu saja, dia marah kepada ibunya. Ia tidak mau disalahkan apalagi disalahkan di depan istri dan anaknya.
Tapi dasar Mama Stalone orangnya keras, dia marah kepada Stalone. Sang Nenek lalu minta supaya dialah yang mengasuh cucunya yang Bungsu. Karena Stalone kesal pada Ibunya yang sering intevensi, dia kemudian menuruti kemauan Ibunya.
Beda dengan Sari dia ingin mengasuh anaknya sendiri. Tapi apa daya, Sari tidak berdaya, sebab mertuanya keras. Di satu sisi dia iba juga pada si bungsu yang kerap dipukul Ayayhnya. Akhirnya si bungsu dipisahkan dari orangtuanya dan terpaksa tinggal dengan si Nenek.
Gagal Jadi Ibu