Nama  : Fikri Juliansya
Nim   : 2014 01 7009
Kelas  : Akuntansi  4A1
AUDIT SALDO PIUTANG
A. Â Â Deskripsi piutang
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima ndalm jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok: 1) piutang usaha dan 2) piutang nounusah. Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Sedangkan piutang nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar.
B. Â Â Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang usaha di neraca
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang usaha di neraca adalah sebagai berikut:
1.    Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagihdari debitur dari tanggal neraca. Piutang usaha di sajikan  dineraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagih piutangnya.
2. Â Â Â Jika perusahan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapanya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah neto
3. Â Â Â Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rincianya di neraca.
4. Â Â Â Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Â Â Â Jika jumlahnya material piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
C. Â Â Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha
Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah sebagai berikut:
1. Â Â Â Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang.
2. Â Â Â Membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian piutang usaha yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan asersi keberadaan aktiva dan keterjadian transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tersebut auditor melakukan berbagai pengujian substanstif berikut ini:
a. Â Â Â Pengujian analitik
b. Â Â Â Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
c. Â Â Â Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
d. Â Â Â Konfirmasi piutang usaha.
3. Â Â Â Membuktikan kelengkapan asersi piutang usaha yang dicantumkan dineraca. untuk membuktikan bahwa piutang usaha yang dicantumkan di neraca mencakupsemua klaim klien kepada debitur pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a. Â Â Â Pengujian analitik
b. Â Â Â Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
c. Â Â Â Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
d. Â Â Â Konfirmasi piutang usaha.
4. Â Â Â Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang di cantumkan di neraca.
5. Â Â Â Membuktikan asersi penilaian piutang usaha yang di cantumkan di neraca. Untuk membuktikan kewajaran penentuan akun jumlah cadangan kerugian piutang usaha yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a. Â Â Â Prosedur audit awal
b. Â Â Â Pengujian analitik
c. Â Â Â Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
d. Â Â Â Konfirmasi piutang usaha.
e. Â Â Â Penilaian terhadap kecukupan akun cadangan kerugian piutang
f. Â Â Â Pembanding penyajian piutang usaha di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum.
6. Â Â Â Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.
D. Â Â Program pengujian substantif terhadap piutang usaha
Tahap-tahap prosedur audit dimulai dari pemeriksaan yang bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan yang bersifat rinci. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini:
1. Â Â Â Prosedur audit awal
Auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
a. Â Â Â Usut saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.
b. Â Â Â Hitung kembali saldo akun piutangn usaha di dalam buku besar.
c. Â Â Â Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalm akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian putang usaha.
d. Â Â Â Usut saldo akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.
e. Â Â Â Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan.
f. Â Â Â Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha.
2. Â Â Â Prosedur analitik
Pengujian anlitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan auditor lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio, ratio yang telah dihitung kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu atau ratio yang dianggarkan. Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan :1) peristiwa atau transaksi yang tidak bisa, 2) perubahan akuntansi, 3) perubahan usaha, 4) fluktuasi acak, atau 5) salah saji.
3. Â Â Â Prosedur audit terhadap transaksi rinci
Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut yang didebit dan dikredit ke dalam akun piutang usaha:
a. Â Â Â Transaksi penjualan kredit
b. Â Â Â Transaksi retur penjualan
c. Â Â Â Transaksi penghapusan piutang usaha, dan
d. Â Â Â Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha
Disamping itu keandalan saldo piutang usaha ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebuut di atas. Oleh karena itu, auditor melakukan pengujian substansif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan mengkredit akun piutang usaha dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkatan dengan akun tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Â Â Â Periksa sampel transaksi tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
a. Â Â Â Periksa pendebit akun piutang ke dokumen pendukung faktur penjualan, laporan pengiriman barang, dan order penjualan.
b. Â Â Â Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung, bukti kas masuk, memo kredit untuk retur penjualan atau penghapussan piutang.
b. Â Â Â Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan
a. Â Â Â Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan mingggu pertama setelah tanggal neraca
b. Â Â Â Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan mingggu pertama setelah tanggal neraca
c. Â Â Â Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas
4. Â Â Â Pengujian terhadap saldo akun rinci
Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo piutang usaha dan akun penilaianya ( akun cadangan kerugian piutang usaha). Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:
a. Â Â Â Keberadaan atau keterjadian
b. Â Â Â Kelengkapan
c. Â Â Â Hak kepemilikan
d. Â Â Â Penilaian
5. Â Â Â Penyajian dan pengungkapan akun dalam laporan keuangan
a. Â Â Â Bandingkan penyajian piutang usaha dengan penyajian menurut prinsip akuntansi berterima umum
b. Â Â Â Pengungkapan piutang usaha
c. Â Â Â Periksa klasfikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
d. Â Â Â Periksa klasfikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha
e. Â Â Â Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakan (factored account receivable) ke perusahan anjak piutang.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H