Mohon tunggu...
Money

Paper "SIA" Pengendalian kecurangan dalam sistem akuntansi

3 Januari 2016   10:49 Diperbarui: 4 April 2017   16:54 13967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

“PENGENDALIAN KECURANGAN DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Dosen pengampu       : Dian Juliani, SE., M.Sc.

DISUSUN OLEH :

FIKRI JULIANSYA                        (2014017009) 

 

AKUNTANSI 3A1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA 2015/2016

 

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan Paper “Sistem Informasi Akuntansi” tentang pengendalian kecurangan dalam sistem informasi akuntansi.

Paper SIA ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan paper SIA ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua sumber yang telah membantu saya untuk dapat menyelesaikan paper ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam paper ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan paper ini. Akhir kata saya berharap semoga paper SIA tentang pengendalian kecurangan dalam sistem Akuntansi ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca

 

Yogyakarta, Desember 2015

 

Fikri Juliansya

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii

BAB I............................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1

  1. LATAR BELAKANG................................................................................................................. 1
  2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................ 1
  3. TUJUAN................................................................................................................................ 1

BAB II........................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 2

  1. PEMBAHASAN SECARA UMUM.......................................................................................... 2
  2. AKIBAT SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL YANG LEMAH................................................... 3
  3. PENGENDALIAN DALAM SISTEM INFORMASI UNTUK MENGURANGI KECURANGAN.......... 4
  4. PENYEBAB-PENYEBAB TERJADINYA KECURANGAN (FRAUD)............................................... 5
  5. CONTOH KASUS KECURANGAN (FRAUD)........................................................................... 6

BAB III.......................................................................................................................................... 8

PENUTUP..................................................................................................................................... 8

  1. KESIMPULAN................................................................................................................. 8
  2. SARAN.......................................................................................................................... 8

REFRENSI..................................................................................................................................... 9

PESAN DAN KESAN..................................................................................................................... 11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Puji syukur saya panjatkan atas berkat rahmat dan kharunianyala sehingga saya dapat menyusun paper tentang pengendalian kecurangan sistem informasi akuntansi ini. Dimasa ini Menjamurnya berbagai perusahaan Akuntan memberikan masyarakat berbagai pilihan untuk memilih kantor Akuntan yang sesuai dengan keinginaanya. karena proses dalam mengendalikan kantor Akuntan publik itu berbeda-beda. Hal ini terlihat ketika setiap kantor Akuntan tidak memberikan keterangan ketika di Tanya mengenai hal yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi yang ada dalam perusahaan tersebut.

Dalam pengendalian sistem informasi akuntansi yang menjadi tujuan utama kantor Akuntan publik adalah untuk melakukan pengendalian sistem internal yang kuat agar terhindar dari segalah macam bentuk kecurangan (fraud). Jadi apapun yang di lakukan di dalam kantor Akuntan publik harus terorganisir dan selalu di lakukan pengauditan agar terhidar dari sistem informasi

kecurangan baik yang di lakukan oleh manual atau dengan sistem TI perusahan.

     B.RUMUSAN MASALAH

  1. Apa itu kecurangan (fraud)?
  2. apa akibat sistem pengendalian internal informasi yang lemah?
  3. Bagaimana pengendalian kecurangan dalam sistem informasi akuntansi?
  4. Penyebab-penyebab kecurangan?
  5. Contoh kasus sistem pengendalian internal yang lemah?

 

 

      C.TUJUAN

  1. Untuk mengetahhui kecurangan yang dilakukan dalam sistem informasi akuntansi.
  2. Untuk mempelajari sistem pengendalian internal agar terhindar dari bentuk kecurangan (fraud).
  3. Mempelajari penyebab-penyebab keruangan (fraud).
  4. Memberikan informasi kasus-kasus perusahan yang sistem pengendalian intern yang lemah.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. PEMBAHASAN SECARA UMUM

Fraud adalah Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan.

Fraud (penipuan) dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: 1)penyalahgunaan aset, 2).korupsi dan 3).penipuan keuangan pernyataan. Dengan urutan yang paling umum adalah penyalahgunaan aset, dilihat di 85% kasus penipuan yang dilakukan dengan penyalagunaan asset, Sementara hanya 9% dari kasus yang dilakukan dengan penipuan keuangan pernyataan, dan di tengah-tengah adalah korupsi, dengan 37% dari kasus penipuan yang menimbulkan banyak kerugian. (McDonald, Caroline. "Global fraud report." Risk Management Dec. 2014: 44. Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 1. Web. 29 Nov. 2015.)

Menurut ACFE's Laporan ke Bangsa-Bangsa pada keselamatan Penipuan & Penyalahgunaan aset, pada umumnya organisasi kehilangan 5 persen dari jumlah penerimaan penipuan untuk setiap tahunnya. Walaupun sangat manajemen jawab untuk merancang kontrol internal untuk mencegah, menemukan, dan mengurangi penipuan, auditor internal harus yang tepat daya untuk menilai efektivitas manajemen yang telah melaksanakan. (Internal Auditor. 71.5 (Oct. 2014): pS16. From Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 2)

Ada beberapa teknik untuk mengatasi masalah fraud (kecurangan) diantaranya adalah sebagai berikut: http://www.theiia.org/iia/index.cfm?CFID=419451&CFTOKEN=62234769:

  • Mendeteksi, Mencegah, dan Pelaporan Eksternal Penipuan dan Internal
  • Mengembangkan suatu Penipuan Manajemen Risiko untuk Program Organisasi.
  • Mengevaluasi Etika Organisasi
  • Financial Pernyataan Penipuan Deteksi untuk Auditor Internal
  • Penipuan Pemeriksaan ACL
  • Penipuan Kesadaran untuk CAEs dan Manajemen
  • Penipuan Deteksi dan Penyelidikan untuk Pemerintah Auditor
  • Penipuan Deteksi dan Penyelidikan untuk Auditor Internal
  • Penyelidikan Alat dan Teknik Penipuan
  • Audit internal untuk Penipuan

     2. AKIBAT SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL YANG LEMAH

Menurut commite on auditting Procedur American Institute of Caified Public Accountant (ICPA) Pengendalian internal adalah mecakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi oprasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan (James 1997 : 155).

Tujuan dari pengendalian internal tersebut adalah, menjaga keamanan harta milik perusahan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi operasi perusahan, dan membantu menjaga kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi. (Zaki, 1999: 14)/http://skripsitesisdisertasi.com/pengertian_sistem_pengendalian_internal)

Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahan telah mencapai tujuan dan sasaranya, kebijakan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas perussahan. (Auditing dan jasa Assurance, Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, bab 10).

Akibat dari sistem pengendalian yang lemah dalam suatu perusahan akan memudahkan atau menyebabkan terjadinya kecurangan di dalam perusahan tersebut, ada tiga kondisi kecurangan yang dilakukan berasal dari pelaporan keuangan dan penyalagunaan asset dalam perusahan di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Insentif/Tekanan, tekanan keuangan adalah dorongan atau insentif yang umum bagi pegawai yang menyalagunakan aset karena pengendalian internal yang lemah.
  • Kesempatan, kesempatan untuk memcuri ada di semua perusahan yang sistem pengendalianya lemah dan tidak terkontol.
  • Sikap/Rasionalisasi, sikap manajemen terhadap pengendalian dan perilaku etis dapat membuat pegawai serta manajer merasionalisasi pencurian aktiva.

(Auditing dan jasa Assurance, Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, bab 11).

       3.PENGENDALIAN DALAM SISTEM INFORMASI UNTUK MENGURANGI KECURANGAN

Menurut robert cokerall (auditor ernst dan Young) dalam makalahnya “Forensic Accounting Fundamental: introduction to the investigations” dinyatakan bahwa lingkungan profil fraud mencakup beberapa hal yaitu motivasi, kesempatan, tujuan/objek fraud, indikator, metode dan konsikuensi fraud. (http://tur-wahyudin.blogspot.co.id/2014/03/cara-mengatasi-fraud-atau-kecurangan.html).

Maka ada beberapa cara untuk mencegah/mengurangi terjadinya fraud (Albrecht, dan Zimbelman, 2009; 109), salah satu cara yang dapat dilakukan perusahan adalah dengan mengurangi peluang terjadinya fraud dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Memiliki sistem pengendalian yang baik
  2. Lingkungan pengendalian yang baik
  3. Penilaian risiko
  4. Aktivitas pengendalian yang baik
  5. Arus komonikasi dan informasi yang baik
  6. Pengawasan (http://wawanandi.blogspot.co.id/2014/cara-mengatasi-fraud-kecurangan.html?m=1)

Untuk membantu manajemen dan dewan deriksi dalam upaya mengurangi kecurangan, AICPA bersama dengan beberapa organisasi profesional, menerbitkan (Program dan Antikecurangan; pedoman untuk membantu mencega, menghalangi, dan mendetiksi kecurangan). Program ini mempunyai tiga unsur:

  • Budaya jujur dan etika yang tinggi
  • Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan
  • Pengawasan oleh komite audit. (Auditing dan jasa Assurance, Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, bab 11).

Sedangkan cara yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kecurangan atau pencurian data melalui sistem Teknologi Informasi (TI) adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan dan secara teratur memperbarui perangkat lunak antivirus
  • Membatasi akses fisik ke data pemegang kartu
  • Mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi pengamanan khusus
  • Mengnkripsi tranrsmisi data pemegang kartu saat melewati jaringan publik/terbuka melacak dan mengakses kesemua sumber daya jaringan dan data pemegang kartu secara terus-menerus. (http://fraudster.weebly.com/cara-pencegahan-fraud.html)

     4.PENYEBAB-PENYEBAB TERJADINYA KECURANGAN (FRAUD)

G Jack Bologna, Robert J Linquist dan Joseph T Wells, dalam buku mereka “The Accountans Handbook of fraud & Comercial Crime” (1993) mendefinisikan “Fraud” sebagai “ Criminal deception intended to financially benefit the deceiver” ( penipuan criminal yang bermaksud secara keuangan memberikan manfaat kepada penipu). (http://89intan.blogspot.co.id/2011/01/penyebab-utama-terjadinya-kecurangan.html)

J.S.R. Venables dan KW Impey dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424) mengemukakan kecurangan terjadi karena :

  1. Penyebab Utama
  1. Penyembunyian (conceament).
  2. Kesempatan/peluang (opportunity)
  3. Motivasi (motivation)
  4. Daya tarik (attraction)
  5. Keberhasilan (success)
  1. Penyebab-penyebab Sekunder
  1. Kurangnya pengendalian
  2. Hubungan antara pemberi kerja/pekerja yang jelek
  3. Pembalasan dendam (revange)
  4. Tantangan (challenge)

- See more at: http://keuanganlsm.com/penyebab-terjadinya-audit-kecurangan/#sthash.wAq6ZTA7.dpuf

 

     5.CONTOH KASUS KECURANGAN (FRAUD)

Kasus ini saya kutip dari sebuah blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. (https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/)

Sedangkan contoh kasus yang ada dalam negeri (Indonesia) adalah seperti kasus Pada Desember 2006 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri Sandang Nusantara (ISN), sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT. GDC, sebuah perusahaan swasta. Dalam ruislaag tersebut PT. ISN menukarkan tanah seluas 178.497 meter persegi di kawasan Senayan dengan Tanah seluas 47 hektar beserta Pabrik dan mesin di karawang.

          Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester II Tahun Anggaran 1998/1999, menyatakan ruislaag itu berpotensi merugikan keuangan Negara sebesar Rp. 121,628 miliar.

Kerugian itu terdiri dari kekurangan luas bangunan pabrik dan mesin milik PT. GDC senilai Rp. 63,954 miliar, berdasarkan penilaian aktiva tetap oleh PT. Sucofindo pada 1999; penyusutan nilai asset pabrik milik PT. GDC senilai Rp. 31,546 miliar; dan kelebihan perhitungan harga tanah senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu juga ditemukan bahwa terdapat nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26 miliar. (http://akmalhwk.blogspot.co.id/2014/12/contoh-kasus-kecurangan-audit-fraud.html)

 

BAB III

PENUTUP

  1. KESIMPULAN

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka saya dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan paper “pengendalian kecurangan dalam sistem informasi akuntansi” saya menyimpulkan bahwa dengan adanya pengendalian internal yang kuat maka akan lebih aman terhindar dari segalah bentuk kecurangan yang dilakukan di dalam perusahan.

Kecurangan memang tidak dapat dihindarkan namun dengan adanya pengendalian kerurangan akan lebih sedikit terjadi. Dan ada beberapa sebab terjadinya kecurangan itu, sebab utama dan sebab-sebab sekunder, oleh karena itu Diharapkan dengan pengetahuan dan ilmu maka seseorang diharapkan tidak melakukan kecurangan yang akan merugikan pihak lain.

  1. SARAN

Menyadari bahwa saya “penulis” masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang paper ataupun makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk itu, saya mohon maaf apabila terdapat kekeliruaan ataupun kekurangan dalam penyusunan paper SIA tentang “pengendalian kecurangan dalam sistem informasi akuntansi” ini saya juga membuka diri terhadap kritik maupun saran yang sifatnya membangun atau membantu saya mengembangkan paper dari berbagai pihak ataupun pembaca.

REFRENSI

  1. (http://wawanandi.blogspot.co.id/2014/cara-mengatasi-fraud-kecurangan.html?m=1)
  2. (McDonald, Caroline. "Global fraud report." Risk Management Dec. 2014: 44. Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 1. Web. 29 Nov. 2015.)
  3. (Internal Auditor. 71.5 (Oct. 2014): pS16. From Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 2) http://www.theiia.org/iia/index.cfm?CFID=419451&CFTOKEN=62234769
  4. http://www.theiia.org/iia/index.cfm?CFID=419451&CFTOKEN=62234769: Internal Auditor. 71.4 (Aug. 2014): p52. From Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 2.
  5. Internal Auditor. 72.3 (June 2015): p22. From Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 2. http://www.theiia.org/iia/index.cfm?CFID=419451&CFTOKEN=62234769
  6. Risk Management. 61.10 (Dec. 2014): p44. From Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 1 http://www.rmmag.com/
  7. Douglas M. Boyle, James F. Boyle and Daniel P. Mahoney, Strategic Finance. 96.8 (Feb. 2015): p41. From Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 1. (http://www.imanet.org)
  8. (James1997:155)./http://skripsitesisdisertasi.com/pengertian_sistem_pengendalian_internal)
  9. (Auditing dan jasa Assurance, Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley,).
  10. (Albrecht, dan Zimbelman, 2009; 109), (http://wawanandi.blogspot.co.id/2014/cara-mengatasi-fraud-kecurangan.html?m=1)
  11. (Zaki,1999:14)/http://skripsitesisdisertasi.com/pengertian_sistem_pengendalian_internal)
  12. Albrecht, dan Zimbelman, 2009; 109
  13. (http://fraudster.weebly.com/cara-pencegahan-fraud.html)
  14. http://tur-wahyudin.blogspot.co.id/2014/03/cara-mengatasi-fraud-atau-kecurangan.html ( menurut robert cokerall (auditor ernst dan Young) dalam makalahnya “Forensic Accounting Fundamental)
  15. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47 https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/
  16. G Jack Bologna, Robert J Linquist dan Joseph T Wells, dalam buku mereka “The Accountans Handbook of fraud & Comercial Crime” (1993) (http://89intan.blogspot.co.id/2011/01/penyebab-utama-terjadinya-kecurangan.html)
  17. - See more at: http://keuanganlsm.com/penyebab-terjadinya-audit-kecurangan/#sthash.wAq6ZTA7.dpuf
  18. S.R. Venables dan KW Impey dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424)
  19. (http://akmalhwk.blogspot.co.id/2014/12/contoh-kasus-kecurangan-audit-fraud.html)
  20. Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun