Di Filipina, iklan Grab mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyoroti kecepatan layanan mereka. Iklan ini memvisualisasikan pengalaman seseorang yang ingin menggunakan Grab tanpa harus menunggu lama hingga driver tiba. Dalam adegan yang menggambarkan penumpang masih menggosok gigi, menggunakan make up, dan bahkan tertutup oleh handuk, iklan ini menyampaikan pesan bahwa waktu tunggu driver sangat singkat.
Pendekatan ini ditujukan untuk menarik perhatian orang-orang yang sering terburu-buru. Dengan menonjolkan kecepatan layanan, iklan ini berusaha meyakinkan penonton bahwa memilih Grab adalah pilihan cerdas bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu. Ini memberikan kebebasan bagi pengguna untuk melakukan aktivitas sehari-hari mereka tanpa perlu khawatir tentang lamanya waktu menunggu.
Dengan fokus pada efisiensi dan kenyamanan, iklan Grab di Filipina berhasil menciptakan citra bahwa layanan ini dapat diandalkan dan cocok untuk individu yang selalu berada dalam keadaan terburu-buru. Keseluruhan, iklan ini mengkomunikasikan bahwa Grab bukan hanya tentang transportasi, tetapi juga tentang memberikan keleluasaan dan kenyamanan dalam setiap perjalanan.
Dalam konteks dramatisme Burke, unsur-unsur dramatis iklan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Act (Tindakan): Menggunakan Grab untuk transportasi.
2. Scene (Lokasi): Penumpang yang nyaman dan tidak perlu menunggu lama.
3. Agent (Agen): Pengguna Grab.
4. Agency (Agensi): Layanan cepat Grab.
5. Purpose (Tujuan): Meningkatkan efisiensi waktu pengguna.
Secara keseluruhan, baik iklan Grab Indonesia maupun Filipina menggunakan dramatisme Burke untuk menciptakan narasi yang kuat. Mereka tidak hanya menyoroti perbedaan antara layanan Grab dan ojek tradisional, tetapi juga mengarahkan perhatian pada nilai utama masing-masing pasar: keamanan dan efisiensi waktu. Dramatisme membantu membentuk narasi yang dapat mempengaruhi persepsi dan tindakan potensial konsumen, menciptakan citra positif untuk merek Grab dalam dua konteks yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA