Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ontologi Kebencian

24 November 2020   01:39 Diperbarui: 24 November 2020   02:42 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa iri atau mengingini apa yang orang lain miliki, entah dari aspek materi atau kemampuan, bisa menimbulkan kebencian. Jika Anda benci kepada orang lain karena ia memiliki sesuatu yang Anda inginkan, sia-sia saja jika Anda benci kepadanya. Berusahalah mengetahui apa yang kurang pada diri Anda dan berusahalah mengatasi kebencian dengan memperbaiki kekurangan tersebut.

4. Terimalah apa yang sedang Anda rasakan

Kemarahan dan kebencian adalah perasaan yang sangat dahsyat. Berpura-pura bahwa perasaan tersebut tidak ada atau berusaha mengabaikannya adalah perilaku yang merugikan diri sendiri. Kebencian timbul karena kita melihat situasi tertentu menggunakan perasaan. Akibatnya, kita bersikap tidak pada tempatnya dengan menumbuhkan kebencian atau dendam kepada orang yang tidak kita sukai. Agar bisa pulih, Anda harus menerima apa yang Anda rasakan.

Kemarahan sering menjadi topeng untuk menutupi emosi lain yang sulit dipahami atau diperlihatkan. Orang-orang memilih menunjukkan kemarahan sebab lebih mudah terlihat marah daripada mengungkapkan perasaan ditolak, benci, iri, bingung, atau sakit hati.

Sediakan waktu untuk diri sendiri dan jangan hanya memikirkan apa yang Anda alami, tetapi berusahalah merasakan semua emosi yang muncul karena mengalami kejadian ini. Rasakan kemarahan jika Anda sedang marah. Akuilah penderitaan atau kebingungan yang Anda alami. Jangan berusaha menghindari perasaan tersebut. Situasi ini baru bisa diatasi jika Anda mau menerima apa yang sedang Anda rasakan.

5. Ceritakan kepada teman atau orang yang Anda percayai

Temui seseorang yang bisa Anda ajak bicara dan ceritakan apa yang terjadi sehingga Anda merasa sangat benci. Menceritakan perasaan kepada orang lain membuat Anda mampu melihat situasi secara lebih objektif. Orang lain mungkin akan mengenali pola perilaku Anda yang memicu terjadinya masalah ini dan membantu Anda menemukan solusinya, jadi, memiliki teman bicara selalu ada gunanya.

6. Tulislah apa yang orang lain lakukan sehingga Anda merasa benci

Tulislah setiap kejadian yang bisa Anda ingat sedetail mungkin, jangan ada yang ketinggalan. Setelah itu, tulislah sifat-sifat orang yang membuat Anda benci tanpa berniat menghinanya. Apakah ia egois, kasar, kejam, tidak sopan? Pikirkan apa yang ia lakukan dan tentukan perilaku tersebut termasuk kategori sifat buruk yang mana.

Setelah itu, tulislah apa yang Anda rasakan karena perlakuannya. Buatlah catatan untuk menggali lebih dalam apa yang mendasari kemarahan Anda, alih-alih hanya untuk meluapkan rasa marah. Terakhir, tulislah bagaimana perilaku tersebut dan perasaan Anda memengaruhi kehidupan Anda. Contohnya, jika pasangan Anda berbohong, mungkin Anda akan marah, sedih, dan benci. Kebohongannya membuat Anda sulit memercayai orang lain atau berteman akrab dengan orang lain sebab Anda takut ia akan menyakiti Anda juga

7. Katakan kepadanya bahwa ia sudah membuat Anda benci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun