Mohon tunggu...
Juliana Hutagaol
Juliana Hutagaol Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Masa Depan Sungguh Ada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perpanjangan Pembelajaran Daring di Kabupaten Dairi pada Masa Pandemi Covid-19

29 April 2020   15:02 Diperbarui: 1 Mei 2020   21:20 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aplikasi yang digunakan sebagai alternatif pembelajaran daring yang paling banyak digunakan adalah Facebook, WhatsApp, Google Classroom, dan Zoom Us. Adanya aplikasi tersebut paling mudah digunakan dan sangat membantu guru dan siswa untuk tetap berkomunikasi dalam pembelajaran jarak jauh.

Ada banyak keresahan yang timbul mengenai pembelajaran dari rumah ini, terlebih pada siswa yang sering mengeluh karena pembelajaran daring ini lebih melelahkan dibandingkan pembelajaran tatap muka di sekolah. Keluhan tersebut timbul karena banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru kepada siswa. 

Alhasil, siswa menjadi stres dan malas mengerjakan tugas. Disisi lain pembelajaran daring ini mengharuskan setiap siswa untuk tetap online agar tidak ketinggalan informasi dan pelajaran, dengan kata lain siswa harus terus memiliki kuota internet untuk tetap dapat mengikuti pembelajaran online. Hal ini justru menimbulkan keresahan pada orangtua yang pekerjaannya adalah buruh harian dan petani karena harus mengeluarkan uang lebih banyak dari uang jajan yang biasanya diberikan pada anak saat kesekolah. 

Terlebih saat ini, dimana diberlakukannya perpanjangan pembelajaran daring, yang mana tugas sekolah akan menjadi semakin banyak dan  menjadikan tugas tersebut bukan hanya tugas anak tetapi juga tanggungjawab orangtua. 

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran daring ini, orangtua memang harus tetap mengawasi dan membimbing anak-anaknya. Tapi, bagi orangtua yang harus tetap bekerja diluar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, hal ini justru menjadi kontroversi. 

Selain itu banyak siswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu tidak memiliki fasilitas belajar seperti handphone, sehingga ia hanya berharap dapat mengetahui informasi mengenai penugasan dari teman-temannya yang memiliki handphone dan masih dekat dari rumahnya.

Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring ini seringkali disalahartikan oleh tenaga pengajar atau tenaga pendidik. Dimana seharusnya tenaga pendidik juga harus memberikan materi pada peserta didik dan bukan hanya sekedar mengevaluasi dan memberikan tugas pada anak didiknya. 

Dengan kata lain, pembelajaran secara daring bukan hanya sekedar memberikan tugas tetapi harus menerapkan esensi dari proses belajar mengajar itu sendiri melalui kebijakan masing masing tenaga pengajar. 

Dengan begitu pembelajaran dari rumah ini bisa memberikan inspiratif dan kreatifitas dimana peserta didiknya tidak merasa terbebani dengan tugas dan justru memiliki pengalaman yang menarik dan bermakna dalam proses belajarnya.

Pendidikan dalam masa pandemi Covid-19 ini memang sangat menimbulkan kontra ditengah-tengah masyarakat. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah berupaya tetap menjalankan pendidikan demi  menciptakan anak didik sebagai generasi penerus masa depan bangsa. 

Dan satu-satu nya cara yang paling efektif dan relevan adalah melalui pembelajaran jarah jauh atau proses belajar mengajar dari rumah dengan metode daring. Melalui metode ini pun diharapkan peran pemerintah dan tenaga pengajar tetap mampu menerapkan, memberikan dan menciptakan pendidikan yang baik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun