Pengaruh vitamin c terhadap sistem imun tubuh untuk mencegah dan terapi covid-19
Oleh Juliana Alfa Kirana
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan kasus. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok.Â
Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV).Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar Negara.
Pada kasus COVID-19 terganggu oleh karena virus melekat pada porfirin. Ion FE dilepaskan dari heme mengambang bebas melalui darah. ion FE jenis ini sangat reaktif dan menyebabkan kerusakan oksidatif.
Pada terapi COVID-19, sering dihubungkan dengan pemberian nutrisi berupa vitamin C. Asam askorbat (AA), juga dikenal sebagai vitamin C, mendukung fungsi penghalang epitel terhadap patogen dan mempromosikan aktivitas pemulungan oksidan kulit, sehingga berpotensi melindungi terhadap stres oksidatif lingkungan.Â
Vitamin C terakumulasi dalam sel fagosit, seperti neutrofil, dan dapat meningkatkan kemotaksis, fagositosis, generasi spesies oksigen reaktif, dan akhirnya membunuh mikroba.3 Inilah mengapa pemberian vitamin C menjadi penting dalam kasus COVID-19.Â
Vitamin C juga dapat membuang radikal bebas kuat dalam plasma, melindungi sel terhadap kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh ROS(reactive oxygen species). Review jurnal ini akan menggali manfaat dari vitamin C pada sistem imun terhadap penyakit COVID-19
Metode Penelitian ini menggunakan metode critical review. Sumber data penelitian ini berasal dari literatur Internasional dan literatur Indonesia yang berupa hasil penelitian dari publikasi jurnal. Dalam hal kepustakaan seluruhnya menggunakan literatur internasional. Kriteria inklusi adalah variablevariable yang di teliti oleh peneliti.Â
Memanfaatkan situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC,USA), laporan WHO, dan tinjauan komprehensif literatur dari PubMed, untuk memperoleh informasi terkait pengaruh Vitami C terhadap sistem imun untuk terapi dan pencegahan pada penyakit COVID-19.
Dari review jurnal, yang membahas penaruh vitamin C sebagai antioksidan dan menangkal radikal bebas, dari 21 jurnal, sebanyak 16 jurnal membenarkan adanya kaitan yang spesifik pengaruh vitamin C di tubuh.Â
Kandungan vitamin C di dalam plasma dibahas dalam jurnal, dari 21 jurnal, sebanyak13 jurnal membahas kandungan vitamin C di plasma. Pada limfosit dari 21 jurnal, sebanyak 12 jurnal membahas perihal kadar vitamin C pada limfosit. Vitamin C juga berpengaruh dalam mengurangi stress oksidatif, sebanyak 10 jurnal membahas efek vitamin C tehradap stress oksidatif tubuh.Â
Terakhir sebanyak 10 jurnal membahas tentang peningkatan fungsi netrofilik dari vitamin C di tubuh. Dari jurnaljural yang di review, semuanya membahas hubungan vitamin C terhadap penyakit, khususnya dalam hal ini dikaitkan dengan virus. Pada fokus artikel ini, diketahui bahwa COVID-19 ini disebabkan oleh 2019- Coronavirus. Dari variabel-variabel dibawah, semuanya berperan dalam mencegah dan memperbaiki penyakit karena virus, khususnya COVID-19.
Dari hasil kajian analisis sistematis dari jurnal internasional yang sudah didapatkan, maka penggunaan Vitamin C sebagai penatalaksanaan dalam COVID-19 sangat penting, dimana pemberian vitamin C dapat mempercepat perbaikan pada kasus COVID-19 yang kerjanya pada plasma dan netrofil, selain itu Vitamin C juga dapat menangkal radikal bebas dan mencegah stress oksidatif oleh coronavirus yang berikatan di heme. Telah terbukti juga, dalam jurnal bahwa dengan pemberian vitamin C dosis tinggi, didapatkan perbaikan yang cepat dari gambaran radiologi foto thorax setelah beberapa hari terapi.
Diketahui bahwa penggunaan dari vitamin C sebagai pengcegahan ataupun terapi dari COVID-19 masih dalam penelitian, walaupun efek antioksidan, antiviral dari vitamin C sudah di akui di beberapa literatur Internasional, namun kasus COVID-19 ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Kekurangan vitamin C dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi, respon imun yang kurang kuat, penyembuhan luka yang buruk, dan peningkatan risiko pneumonia.
Dari hasil kajian analisis sistematis dari jurnal internasional yang sudah didapatkan, maka penggunaan Vitamin C sebagai penatalaksanaan dalam COVID-19 sangat penting, dimana pemberian vitamin C dapat mempercepat perbaikan pada kasus COVID-19 yang kerjanya pada plasma dan netrofil, selain itu Vitamin C juga dapat menangkal radikal bebas dan mencegah stress oksidatif oleh coronavirus yang berikatan di heme.Â
Telah terbukti juga, dalam jurnal bahwa dengan pemberian vitamin C dosis tinggi, didapatkan perbaikan yang cepat dari gambaran radiologi foto thorax setelah beberapa hari terapi. Diketahui bahwa penggunaan dari vitamin C sebagai pengcegahan ataupun terapi dari COVID-19 masih dalam penelitian, walaupun efek antioksidan, antiviral dari vitamin C sudah di akui di beberapa literatur Internasional, namun kasus COVID-19 ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Kekurangan vitamin C dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi, respon imun yang kurang kuat, penyembuhan luka yang buruk, dan peningkatan risiko pneumonia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI