Mohon tunggu...
resista hakares
resista hakares Mohon Tunggu... Administrasi - sederhana mensyukuri apa adanya

bisa jadi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengalir Saja

15 November 2021   17:23 Diperbarui: 15 November 2021   18:09 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Menulis mengalir apa yang difikirkan di kepala, di sortir mana implus yang bisa di jadikan benang merah. Menjadi satu-kesatuan wadah untuk memproduksi produktifitas. Produktifitas berguna untuk kita senantiasa terjaga. Produktifitas yang yang baik adalah (menurut saya), waktu yang kita habiskan memeras otak dan tenaga, ada kepuasan batin, kepuasan karena telah melakukan kebaikan yang tak mungkin mengecewakan diri sendiri dan Tuhan.

Produktifitas dalam kita membuang waktu tidak selamanya baik. Banyak aktifitas yang semu, seolah-olah itu hal yang sangat baik dan berpahala sangat besar namun sejatinya kita sedang mengkhianati waktu. Seperti onani.

Kerja keras tidak bagus. Karena kadang kita hanya sedang menipu diri sendiri, sering mengeluh, tertawa di atas bullyan orang lain, emosi yang di aggap benar, kerja keras namun di siksa emosi dan hasil yang tidak sebanding. Membuat putus asa dan mengambil resiko untuk menghalalkan segala cara. Hutang, menipu, emosi. Biasanya atas dasar DEMI KELUARGA DAN ANAK. Preeeet lah. Bullshit.

Sering kali saya terjebak dalam cicle seperti ini. Ingin rasanya keluar dari situsi ruang dan waktu itu, namun terbentur dalam keadaan situsi yang tidak meng enakan saat itu. Yang membuat kita terpaksa tidak bisa pindah dari situ. Lika-liku kehidupan yang mungkin semua orang pernah mengalami dan belajar dari kondisi itu.

Sedikit tanggung jawab saya sebagai seorang penulis yang mau tidak mau  harus ada yang ditulis, menggambarkan, menterjemahkan, memberi tempo, memberi nada, memberi sudut pandang, memberi ketegasan dalam memihak, ghibah yang terselubung. Ber SpeakUp karena pekerjaan dan kesibukan saya ingin menjadi seorang penulis. Ingin memberi arti kepada dunia leterasi.

Sebagai manusia biasa saya membenci banyak hal dan menyukai banyak hal juga. Sebagai seorang yang ingin seniman/penulisn saya harus menitik kberatkan produktifitas saya agar menjadi sesuatu hal yang indah. Makanya saya suka menjaga good vibes.

Fisikku kadang cepat lelah di bandingkan dengan siapa pun sekarang ini. Makanya aku malas membuang-buang waktu untuk lelah dalam melakukan hal-hal yang saya anggap kurang ber faedah. Aku lebih memilih jadi pemalas daripada menjadi pekerja keras.

Kurleb sudah satu jam saya berfikir, minum, rokok dan menulis ini. Istirahat dulu ah.

-----------------------------------------------

Kadang bila sudah lelah berkonsentrasi, menulis seperti ini. Aku mempunyai hak untuk tidak di ganggu oleh apapun juga. Kepala rengat, nyut-nyutan, sedikit pusing dan mulai error seperti ini. Remuk redam karena keasikan menulis. Lelah yang menyenangkan.

Nyelet musik, main gitar, main ps, dll. Menjadi hak dan bebas di lakukan. Bodo amad bila sudah badan telah lelah. Yang penting tetap sopan dan tidak mengganggung orang lain.

Seperti paragraf ini yang mengalir saja karena otak enggan berfikir keras. Jari yang mengetik dalam keadaan lelah. Hal-hal yang kulakukan hanya untuk merenggangkan saraf dan urat dalam tubuh ini. Bila sudah lelah dan senang lelah karenanya, aku suka melayang bak tak punya tulang, hingga bebas ngapain saja kesana-kemari dalam ruang waktu saat ini.

-Oke kita mulai lagi. Sehabis main gitar lumayan sebagai pengalihan tadi-

Dalam melakukan sesuatu atau sebelum melakukan sesuatu saya terlebih dahulu atau lebih suka bila telah memikirkan atau menemukan formula yang tepat sebelum menulis, mungkin proses seiring pengalaman dan kebiasaan.Dan kadang hal ini juga ingin Aku hindari, membuat sesuatu menjadi lebih rumit. Namun setidaknya harus ada sedikit, agar tidak terlalu abstrak di kepala dan hasil tulisan.

Aku ingin menulis dengan mengalir, bagus/indah, sudut pandang (benang merah) yang menarik, menyenangkan dalam proses. Menjaga isi kepala tetap sportif untuk menghasilkan karya yang segar. Walaupun tak mungkin di hindari dengan banyak nya stimulus atau objek cacat(negatif) yang ada di sekitar saya. Namun semaksimal mungkin, lebih dapat menangkap aura-aura yang positif saja agar tulisan saya ini menjadi hal yang positif juga.

Ada beberapa tulisan yang tidak lulus sensor. Hanya untuk kepuasan pribadi tidak untuk di posting dimana pun juga. Tulisannya terlalu menyakitkan bila orang lain membacanya. Apa boleh buat, karena hanya stimulu itu yang terlalu dominan untuk di tulis, sehingga tidak ada celah formula atau gelombang positif untuk menyeimbangi nya. Daripada pusing mending saya tulis untuk meluapkan unek-unek, dan semoga ada jawaban setelahnya.

Bila positif masih ada atau mendominasi saat itu, mungkin saya bisa lebih halus mengungkapkannya. Saya dapat menyerang sifat buruk pada situasi itu. Sifat buruk yang harus di perangi, bukan orang pribadi nya.

Seperti penjelasan di awal. Bila berada dalam circle toxic dan saya terjebak dalam situasi tersebut, ini merupakan siksaan yang lumayan berat. Right here right now, saya tak ingin berada disini namun tidak bisa oleh berbagai alasan. Contoh paling sering berada dalam tongkrongan dan ruang kerja. Saya paling benci berada dalam tongkrong yang membicarakan hal-hal yang sangat tidak penting, atau pem bully an kepada pihak lain.

Stimulus seperti lagu yang jelek, bising, polusi suara,dan seperti polusi-polusi lainnya. aku tidak setuju, aku tidak mengerti, tapi aku tidak dapat kabur dari situasi itu. Contohnya: (1) Saat istirahat/ saat kumpul dalam komunitas sepeda. Tidak mungkin saya pulang sendiri menggoes sepeda yang berjarak 40Km dari rumah. Akan ada resiko dan pertanyaan besar untuk orang teman-teman yang lain nantinya. Bisa di bilang aneh atau pengecut nantinya. 

(2) Datang ke basecamp atau tongkrong yang niatnya ingin santai, namun saat sampai disana, ternyata situasinya membosankan dan tidak meng enakkan. Mau pulang sudah keburu mager (males gerak). (3) Saya sering berpindah-pindah tempat kerja (kutu loncat). Sering kali di tempat kerjaan itu tidak sejalan dan tidak sepaham dengan atasan yang berjenis kelamin wanita. Saya mengaggap mereka sering egois dan tidak becus dalam memimpin/memikul tanggung jawab yang lebih besar. Banyak pergolakan situasi dan waktu yang membuat kita menggondok di belakang.

Alih-alih ingin mengatakan bahwa Ibu (atasan) itu tidak becus dalam bekerja, namun saya tertarik untuk mengungkap mengapa wanita bisa se aneh itu. 

Sudah lemah, tak mau mengalah, sering berkeluh-kesah dan ber manuver mengkait-kaitkan kepada bawahannya. Wanita ckckckckckkkck. saya juga tak ingin meng generalisir semua wanita seperti itu, namun jenis wanita seperti itu nyata dalam lingkunganku. Inilah sebabnya saya jarang menyerang/menulis pribadi seseorang,walaupun maksud dan tujuan Saya jelas tertuju kepada orang tersebut. Agar lebih samar, halus, bermakna, berharap mendapatkan jawaban, Saya lebih senang untuk untuk membongkar sifat-sifat/indikator-indikator buruk apa yang mungkin bersemayan kepadanya. Menjadi pelajaran untukku agar tidak menjadi orang seperti dirinya.

Sekarang sudah hampir 2-3 jam saya mencurahkan waktu untuk menulis ini. Seperti saya bilang di awal, tenaga dan fisik saya sangat mudah terkuras. Kelelahan ini sudah cukup bagi saya, dan sebentar lagi saya mempunyai sedikit hak untuk melepaskan ketegangan urat saraf lainnya. Bye bye terimakasih sudah mau membaca sampai sejauh ini.

Oh iya, saya mengetahui kekuatan fisik saya karena bila sedang bermain badminton, sering kali saya minta break istirahat untuk izin minum dan istirahat di tengah pertandingan. Padahal 3 orang kawan main saya tidak ada yang kelalahan seperti saya. Saya hampir berada pada tenaga dan tetes keringat penghabisan. Sedangkan yang lain bahkan biasanya lebih tua dari saya, fisiknya tidak se nge drop saya. Itu juga yang mungkin menyebabkan saya lebih menyukai kerja santai daripada kerja keras.

Udah ah mau istirahat dlu, sudah maksimal ini menulis di pagi ini. Sampai jumpa di tenaga dan mood selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun