Mohon tunggu...
Agatha Julia
Agatha Julia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

hi, welcome! nugroho, julia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rintangan Industri Kreatif Indonesia di Kancah Dunia

22 Desember 2020   12:21 Diperbarui: 22 Desember 2020   12:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, industri Kuliner, Fashion dan Kerajinan memiliki kontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional Indonesia.

Subsektor dalam industri kreatif meliputi beberapa bidang, antara lain: periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, video film, dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan. Komik dan film animasi adalah dua contoh industri kreatif yang termasuk kedalam kategori desain, penerbitan, dan film yang sudah tidak asing didengar di dalam maupun luar negeri.

Adapula bidang industri kreatif lainnya yang memiliki hubungan erat dengan dunia, perkomikan yakni industri animasi. Selain itu, animasi adalah bagian dari perfilman, sehingga seluruh prinsip pembuatannya bisa diterapkan. Industri yang sudah berjalan 5 tahun semenjak berdirinya pada tahun 2010 ini, menunjukkan perkembangannya dengan berfokus kepada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pembinaan mengenai pemanfaatan limbah yang diolah menjadi produk kerajinan tangan.

Di tengah perkembangannya, sentra industri ini sempat mengalami kendala dari jumlah penjualan yang cenderung fluktuatif yang disebabkan oleh desain produk yang dibuat belum memenuhi kriteria dan selera pasar, juga kapasitas sumber daya manusia yang belum memadai untuk menghasilkan produk dengan pesanan yang cukup besar.

Ditengah harapan terciptanya industri kreatif nasional yang mumpuni dan mampu menjadi industri besar, kendala itu muncul secara internal di kalangan industri kreatif itu sendiri serta faktor eksternal yang terkait dengan keberadaan industri kreatif.

Secara internal faktor utama yang menghambat industri kreatif ini adalah kemampuan manajemen di industri tersebut yang masih bersifat 'tradisional'. Manajemen disini tidak hanya terkait manajemen usaha, termasuk didalamnya pengadaan bahan baku, produksi, distribusi hingga marketing. Satu hal yang perlu disoroti didalam industri ini adalah kelemahan manajemen keuangan, dimana sistem keuangan di industri kreatif masih bersifat 'kekeluargaan' yang berdampak pada kesulitan pengaturan cash flow keuangan hingga kesulitan meraih keuntungan secara maksimal karena terhambat manajemen keuangan yang buruk.

Kondisi ini berdampak secara eksternal berupa keengganan pihak perbankan untuk memberikan pinjaman atau kredit kepada industri kreatif dalam skala besar. Hal ini dimungkinkan pihak perbankan melihat kemampuan keuangan dan sistem keuangan industri kreatif yang lemah sehingga menyulitkan pihak perbankan untuk menyetujui permohonan kredit dari para pengusaha industri kreatif.

Tantangan

Sejak beberapa tahun terakhir ini, dimana pemerintah mulai menyadari pentingnya peran sektor industri ekonomi kreatif terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa, pemerintah secara perlahan mulau membuat rencana serta visi dan misi mengenai tujuan dan pencapaian industri ekonomi kreatif Indonesia yang lebih maksimal. Pemerintah kemudian memperhatikan tantangan yang dimiliki ekonomi kreatif bangsa, terutama di dalam persaingan pasar global. Berdasarkan pernyataan Setyowati (2018) pada November 2018 dalam pertemuan The World Conference on Creative Economy (WCCE), sebuah pertemuan yang membahas perkembangan industri kreatif dunia yang diadakan di Nusa Dua, Bali serta mengundang banyak pelaku industri kreatif luar, Badan Ekonomi Kreatif (Bekref) yang diwakili oleh ketuanya yaitu Triawan Munaf, mengangkat 5 tantangan yang dihadapi ekonomi kreatif Indonesia dalam pasar global.

Tantangan pertama ekonomi kreatif Indonesia yang diangkat oleh Bekref adalah tantangan ekosistem. Tantang ekosistem disini mengarah pada masih minimnya keanekaragaman sektor indsutri kreatif yang ada di Indonesia. Selain sektor industri kreatif itu sendiri, bangsa kita juga masih dianggap kekurangan pelaku pekerja di bidang ini. Masih rendahnya akngka SDM yang memiliki kemampuan yang memadai menyebabkan sempitnya orang-orang yang terlibat dalam ekosistem ini.

Tantangan ke dua yang dihadapi adalah tantangan kohesi sosial. Kohesi sosial dalam ekosisem ekonomi kreatif bangsa kita masih terbilang lemah. Didalam ekosistem yang kecil juga pelaku yang masih sedikit, keterikatan antara satu sektor industri kreatif dengan sektor lainnya masih terasa lemah. Ekosistem kita masih belum mampu menciptakan kohesi yang kuat dimana masing-masing sektor industri kreatif belum bisa memberikan pengaruh pada sektor industri lainnya. Padahal apabila kohesi sosial dalam ekosistem ekonomi kreatif kita diperkuat, bukan tidak mungkin ekonomi kreatif kita akan berkembang jauh lebih pesat.

 Tantangan ke tiga yang dihadapi adalah tantangan pemasaran. Bekref menganggap bahwa belum terbangunnya rantai distribusi produk indusri kreatif Indonesia ke pasar dunia menjadi sebuah hambatan dalam memaksimalkan perkembangan ekonomi kreatif bangsa. Belum lagi pemerintah juga menyinggung adanya ketidak seimbangan hak antar negara, misalnya produk asing yang mudah masuk ke Indonesia namun tidak sebaliknya, hal itu dirasa semakin mempersulit Indonesia dalam ketatnya persaingan pasar global.

Selain itu, menurut pernyataan Susanto (2020), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio menyebutkan ada 4 kesulitan yang dihadapi UMKM ekonomi kreatif dalam negeri untuk melakukan ekspor, yaitu; rendahnya pemahaman sistem logistik terkait permintaan dokumen administrasi, masih kecilnya kemampuan produksi, research dan development produk yang belum meningkat, dan regulasi.

Tantangan ke empat yang disebutkan adalah tantangan pembiayaan. Tantangan pembiayaan disini juga mencakup masalah modal dan fasilitas. Ekonomi kreatif bangsa kita dirasa masih belum memiliki fasilitas dan modal yang memadai untuk melakukan pemasaran di kancah dunia. Para pelaku industri ekonomi kreatif dalam negeri yang umumnya masih berupa UMKM dengan kemampuan produksi yang masih kecil membuat mereka merasa kesulitan untuk menjadikan global sebagai target pasar.

Tantangan ke lima dan terakhir yang disebutkan Triawan Munaf dalam pertemuan tersebut adalah tantangan regulasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya regulasi atau implementasi regulasi yang terjadi menghambat perkembangan ekonomi kreatif Indonesia untuk bersaing di pasar dunia. Contoh yang bisa diambil adalah dalam melakuka ekspor. Proses adminsitrasi dan kepabeanan yang ada di Indonesia ternyata memakan waktu 4-5 hari lebih lama dibandingkan negara sekitar, misalnya Singapura yang hanya butuh setengah hari atau Vietnam dan Thailand yang hanya membutuhkan waktu 2 hari.

Upaya Pemerintah

Dengan adanya rintangan yang dihadapin dalam industri kreatif di atas, maka peran pemerintah sangat penting dalam pengembangan industri tersebut, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu, pemerintah melakukan beberapa upaya agar dapat menghadapi rintangan tersebut dan mencapai suatu solusi bersama dalam pengembangan industri kreatif dalam negeri di kancah pasar dunia. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah, yaitu :

  • Peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif, dimana Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur terpenting dalan industri kreatif. Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang kreatif serta inovatif, maka akan menghasilkan suatu karya yang bagus pula. Oleh sebab itu, upaya pemerintah dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia yang kreatif dan inovatif dapat diwujudkan melalui pelatihan dan pengembangan serta pembinaan hubungan antar individu dan berbagai program kualitas kehidupan kerja lainnya.
  • Mengembangkan ketersediaan lokal dan optimalisasi pemanfaatannya. Dengan adanya ketersediaan lokal yang terus berkembang, maka akan meningkatkan peran dalam pembangunan serta mendorong kreatifitas secara umum. Selain itu, melalui optimalisasi dalam pemanfaatannya, maka akan menghasilkan suatu pembangunan yang lebih maksimal.
  • Bantuan dana atau modal dengan kebijakan mikro kredit dan kredit usaha rakyat.
  • Bantuan dana atau modal merupakan upaya terpenting dalam mengembangkan industri kreatif di kancah pasar dunia. Melalui kebijakan mikro kredit dan kredit usaha rakyat, maka akan menjadi tambahan modal kerja atau investasi aktiva kepada pelaku industri kreatif untuk menghasilkan suatu karya.
  • Penetapan regulasi atau kebijakan yang disertai upaya penegakan hukum
  • Penetapan regulasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Dengan adanya regulasi, khususnya regulasi yang disertai dengan upaya penegakan hukum, maka akan mempermudah proses pengembangan industri kreatif. Salah satu contoh regulasi yang dapat diterapkan adalah pajak dan administrasi. Hal ini dilakukan agar menghasilkan kompetisi yang lebih adil bagi seluruh wilayah, khususnya Negara Indonesia sendiri.
  • Pemerintah mengajak dunia usaha untuk membangun kemitraan yang semakin efektif agar membantu memasarkan serta mempermudah proses ekspor dan impor.
  • Dikenalnya karya-karya Indonesia melalui industri kreatif tentunya menjadi nilai tambah bagi Indonesia. Namun, dalam hal memasarkan masih menjadi tantangan bagi Indonesia sendiri. Oleh karena itu perlu upaya dari pemerintah agar dapat lebih mudah memasarkan karya-karya tersebut. Adapun hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam memasarkannya adalah dengan membangun kemitraan yang semakin efektif atau disebut dengan menjalin relasi.

Kesimpulan 

            Semakin berkembangnya zaman, perekonomian di dunia juga pasti semakin berkembang dan tumbuh kearah yang lebih maju. Melalui apa yang telah dijelaskan dalam pemaparan diatas, dapat kita ketahui bahwa perekonomian Indonesai tidak selalu berjalan semulus yang dibayangkan. Banyak faktor-faktor dan tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan perekonomian Indonesia di kancah dunia. Faktor-faktor yang harus dikembangkan dalam perekonomian Indonesia seperti: peningkatan kualitas dan sumber daya manusia, dikarenakan penjualan yang cenderung fluktuatif karena desain produk belum memenuhi kriteria dan selera pasar, dan kurangnya SDM yang hal itu menghambat pembuatan produk ke dalam jumlah besar. Kemudian meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bisa berfikir modern dan kreatif karena kemampuan manajemen masyarakat di dunia industri yang masih bersifat 'tradisional'. Kemudian tantangan Indonesia dalam perkembangan perekonomian ini seperti: tantangan ekosistem, kohesi sosial, tantangan pemasaran, tantangan regulasi, dan tantangan pembiayan. Selain itu UMKM di Indonesia juga belum bisa berkembang sedara maksimal, karena kurangnya modal dan fasilitas, sehingga masih menghasilkan produksi yang dalam jumlah yang kecil.

            Tetapi, disamping berbagai tantangan yang dihadapi dalam perekonomian Indonesia, tentu pemerintah tidak lepas tangan begitu saja, pemerintah mengupayakan berbagai macam hal untuk mengupayakan perekonomian Indonesia bisa berkembang secara maksimal, seperti: peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif, mengembangkan ketersediaan lokal dan optimalisasi pemanfaatannya, Bantuan dana atau modal dengan kebijakan mikro kredit dan kredit usaha rakyat, Penetapan regulasi atau kebijakan yang disertai upaya penegakan hukum, dan Pemerintah mengajak dunia usaha untuk membangun kemitraan.

            Maka dari itu kita sebagai generasi penerus bangsa juga harus bisa ikut serta mengembangkan perekonomian Indonesia, dimulai dari menggunakan produk-produk dalam negeri. Lalu kita juga bisa mempelajari mengenai perekonomian yang nantinya bisa diterapkan dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Karena kedepannya nanti generasi muda saat ini yang akan menentukan bagaimana perkembangan Indonesia di kancah dunia.

Kelompok 4 (Ilmu Komunikasi UAJY) :

1. Agatha Narwastu Julia Nugroho / 200907236

2. Kadek Diah / 200907221

3. Mewika / 200907205

4. Valarie Vernandi / 200907213

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun