Mohon tunggu...
Julfian Syah
Julfian Syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan tahun 2021 Universitas Kebangsaan Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sipit, Putih, Kacamataan Bukan Berarti Chindo

5 Desember 2023   21:59 Diperbarui: 6 Desember 2023   07:18 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.canva.com/design/DAF2HvdyYtI/UNHPR88bcrkZ5IyYz3Fzpg/edit?

1. Gangguan kesehatan jasmani : Rabun mata atau mata mines

Singkatnya orng yang matanya minus biasanya selalu memicingkan mata untuk melihat dengan jelas ketika mereka melepas kacamata atau ketika kacamata mereka harus diganti. Seketika mereka terlihat seperti chindo padahal aslinya orang Garut.

2. Kulit putih

Mayoritas orang Indonesia adalah beretnis melayu dengan kulit sawo matang, tapi tak jarang di jaman sekarang di jaman yang modern warna kulit dapat dimanipulasi dengan suntikan obat, skincare, bahkan secara genetik tanpa ada keturunan chinese, yang memang etnis Tionghoa berkulit putih agak pucat.

3. Kacamataan

Karena biasanya chindo dipandang rajin dan berdedikasi tinggi, tidak heran rata-rata semua orang Chindo  itu memakai kacamata. Ya, itu karena mereka belajar atau bekerja terus menerus. Melihat komputer atau membaca dari pagi sampai malam lagi. Tetapi kita harus ingat yang pakai kacamata bukan hanya orang Chindo saja.

Jadi Chindo atau etnis Tionghoa memang sangat terlihat kontras dengan orang etnis Melayu karena memang dilihat dari sejarahnya etnis Tionghoa merupakan etnis yg berasal dari luar Asia tenggara (mayoritas Melayu) yakni dataran china Tiongkok. Dengan anggapan atau stereotip seperti Sipit, kacamataan, kulit putih adalah Chinese atau chindo bisa dikatakan benar, tapi bukan berarti 100% benar, bisa saja mereka orang asli Indonesia dengan faktor tertentu yang sebelumnya dibahas. Sama halnya di Amerika, bisa saja mereka tersebut turunan jepang, korea, atau negara asia lain selain china.

Alasan penulis menulis opini ini didasari oleh pengalaman penulis sebagai seorang asli orang Indonesia tulen tetapi memiliki karakteristik seperti orang chinese menurut orang-orang sekitar. Tetapi dengan anggapan tersebut tidak membuat penulis berat hati, penulis tidak terlalu ambil pusing hal tersebut sebagai perbedaan. Tetapi penulis menganggap hal tersebut sebagai identitas unik penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun