Mohon tunggu...
Julfensius Purnakahab Wau
Julfensius Purnakahab Wau Mohon Tunggu... Mahasiswa - let it be

Historia Magistra Vitae Est

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Nilai-Nilai Kepemimpinan yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin Negara Berdasarkan "The Prince", Masihkah Relevan?

2 Desember 2021   20:23 Diperbarui: 2 Desember 2021   22:14 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 

Dicintai atau ditakuti? Manakah yang lebih tepat untuk seorang pemimpin negara ?

 

Dalam perjalanan sejarah terdapat berbagai kisah tentang para pemimpin terdahulu, dari begitu banyak pemimpin terdapat bewrbagai cerita yang dikisahakan terkait mereka, ada pemimpin yang dikenal karna memeliki kebijaksanaan, dikenal baik, dan tidak sedikit pula yang dikenal keras, bengis, dan kejam. Tentunya semua orang ingin memiliki pemimpin yang baik dan dicintai rakyatnya, namun pernahkah kita menyadari bahwa pemimpin yang baik dan terkadang dapat kita katakana “naif” justru kehilangan kendali atas rakyatnya, kehilangan simpati dan tidak dihargai, hal ini bukan serta merta mengajak kita untuk memilih atau menjadi pemimpin yang kejam, namun Machiavelli menjelaskan bahwa kedua hal ini harus seimbang dalam diri seorang pemimpin negara. Kebaikan hati yang diterapkan dengan salah dapat menyebabkan kehancuran terhadap suatu negar, namun sebaliknya kepemimpinan yang keras namun memiliki tujuan yang baik justru dapat membangun negara, maka dari itu , mana yang lebih baik? Dicintai atau ditakuti? Machiavelli menjelaskan bahwa begitu rumit untuk menentukan salah satu dari kedua hal tersebut karena sorang pemimpin harus berhati – hati, seorang pemimpin tentu saja ingin dicintai dan ditakuti. Lantas bagaimana jika seorang pemimpin negara tidak dapat meraih kedua hal tersebut? Maka dalam hal ini lebih bak menjadi pemimpin yang ditakuti daripada dicintai jikalau memang seorang pemimpin tidak mampu mendapatkan keduanya.

 

Masihkan relevan dizaman ini?

 

Pertanyaan ini sering sekali membayangi kita, ada banyak hak di dunia ini yang di cetuskan jauh sebelum kita  berada pada masa yang begitu maju seperti saat ini. Begitu pula dengan seumbangan berharga Machiavelli dalam “The Prince” apakah hal itu masih relevan untuk diterapkan saat ini? Menurut pandangan saya sebagai penulis opini ini ialah bahwa sumbangan Machiavelli dalam “The Prince” masih begitu sangat relevan, megapa penulis berfikir demikian?

 Hal ini dianggap relevan oleh penulis karna hingga saat ini negara – negara dan para pemimpin masih menerapkan pemikiran Machiavelli, pemikiran Machiavelli merupakan sebuah pemikiran yang kompleks dan lengkap serta tertata, pemikiran Machiavelli memberikan petunjuk yang jelas kepada seorang pemimpin, ingin menjadi pemimpin dnegan model kepemimpinan yang seperti apa? Machiavelli telah memjelaskan garis besarnya, dan seorang pemimpin tinggal memilih. Pemikiran Machiavelli masih sangat menjadi inspirasi hingga saat ini dalam ilmu pemerintahan dan ilmu politik, maka dari itu relevansi dari pemikiran Machiavelli ini masih tepat untuk dikaji dan juga di pertimbangkan untuk di terapkan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun