Mohon tunggu...
Yulia Yuli
Yulia Yuli Mohon Tunggu... Blogger -

Simple life @Julayjo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

20 Tahun Desember

29 Desember 2014   05:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:16 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan, Aku sengaja bertanya

Pada waktu yang telah ku rejam

Dimana malam itu sesungut maut

Mengguncang kalimat dan terpagut

Aku binasa akan suasana


Bulan, Inginku berkata

Dua puluh empat tahun yang lalu

Saat menghardik mahligai renjani

Ku patahkan sanubari wanitanya

Karena aku menggoda


Bulan, kini rasa itu hadir kembali

Saat lelakiku sengaja menyeret lara

Hingga buaian ini mencari tepian

Dia hadir bulan, mengobati rindam diamku

Dan aku luluh sebatas diaroma malam sunyi


Mata kami menatap waktu jeda

Hikayat nurani menuntun hasrat

Senggamakan untaian kata

Lantas perdu itu gugur dengan liarnya

Aku sengaja ko bulan


Jangan doakan kami yang gersang

Lihat dan perhatikan lirih riang

Silahkan tebang dengan sebongkah ayat

Sesungguhnya kami merana

Batin kosong akan takwa


Halangi kami bulan

Dalamnya rasa mulai merejam

Sedangkan siulan mulai menerka

Jasad ini berubah bak srigala

Taringpun muncul menangkis akal


Bulan....

Di waktu keberapa kau hantam jiwa kami

Relung ini senantiasa menanti

Selayaknya memang kami cari

Dugaan resah meluruh ambisi


Aku bersaksi pada hati

Aku bersimpuh pada jati diri

Aku berucap pada sang hyang widi

Kesalahan itu kan diperbaiki

Jelajahi hakiki kami... Bulan..



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun