Isak tangisku semakin pecah. Aku mengangguk sambil memegang kedua pipi Ibu. "Iya Bu, kita pulang Bu. Maafkan Endah, Endah sayang Ibu." Sambil mencium kedua tangan Ibu, aku kemudian memapah Ibu untuk bangun dan memeluk Ibu dengan sekuat-kuatnya.
Sembari Ibu mencium keningku, ibu berkata dengan suara yang terdengar serak karena lagi menangis ,"Nanti kita bicarakan di rumah ya Nak. Ibu juga sayang kamu, nak."
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!