Mohon tunggu...
Julaikah Subianto
Julaikah Subianto Mohon Tunggu... Guru - Guru di Yayasan Pupuk Kaltim

Menulis itu menyenangkan. Menulis tentang apa saja yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buta Warna (Bagian 1)

8 Mei 2023   12:05 Diperbarui: 10 Mei 2023   12:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Beberapa lama, kedua anak itu duduk lemas, seperti orang yang kehilangan harapan.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Mereka segera menguasai keadaan.

"Ya udah, berarti kita harus berubah haluan. Mencari jurusan yang sesuai dengan kondisi kita, Ga," kata Irsyad yang jago matematika ini dengan tenang.

"Ya benar. Berarti aku beralih ke Teknik Fisika aja," sahut Galih yang nilai pelajaran Kimianya sering mendapat nilai sempurna. Galih menghela napas panjang, berusaha menguatkan diri untuk menerima kenyataan. Mengubur dalam-dalam mimpinya menjadi mahasiswa Teknik Kimia yang tidak menerima seorang mahasiswa dengan gangguan buta warna.

Aku pun merasa lega. Walaupun dari sorot mata mereka masih terlihat kekecewaan yang mendalam.

Bontang, 24 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun