Mohon tunggu...
Muhammad Jul
Muhammad Jul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PMM 4

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Misterius Raden Wijaya dan Peradaban Majapahit yang Tersembunyi - PMM 4 UNAIR

10 Maret 2024   23:38 Diperbarui: 11 Maret 2024   00:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PMM 4 UNAIR - Berada di Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Situs Siti Inggil memikat dengan kisahnya yang menakjubkan. Dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, situs ini menyimpan legenda mukso (menghilang) atau diperabukan sang raja. Diketahui juga dengan sebutan Lemah Geneng, yang mengandung arti yang sama dengan Siti Inggil, yakni tanah tinggi yang mengagumkan.

Namun, jangan bayangkan Situs Siti Inggil sebagai makam konvensional. Lebih dari itu, ia adalah situs dengan bangunan petirtaan yang menggugah rasa ingin tahu. Terlebih lagi, nama "Siti Inggil" sendiri bermakna "Tanah Tinggi", mungkin merujuk pada status sosial atau letak geografisnya yang menarik. Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menemukan situs purbakala ini sejak tahun 1816, jauh sebelum Indonesia merdeka.

Dokpri
Dokpri
Situs ini tak hanya tempat bersejarah, tetapi juga menjadi pusat perhatian karena kepercayaan bahwa itu adalah tempat pemandian para bangsawan, bahkan mungkin raja atau ratu Majapahit. Penelitian menunjukkan bahwa petirtaan ini digunakan dalam ritual keagamaan, menunjukkan pengaruh kuat Hindu dan Buddha pada masa Kerajaan Majapahit.

Dokpri
Dokpri
Sebagai petilasan Raden Wijaya, Siti Inggil diyakini menjadi embrio kelahiran Majapahit pada tahun 1293 Saka atau sekitar 1500 Masehi. Bangunan dengan fondasi dari bata kuno ini memiliki ukuran sekitar 15x15 meter persegi, dengan akses melalui tangga di sisi selatan dan timur.

Dokpri
Dokpri
Keberadaan pohon kesambi raksasa yang menjulang di atas bangunan utama menambah kesan mistis situs ini. Dengan lima nisan di dalam kompleksnya, termasuk nisan Raden Wijaya sendiri, serta permaisuri dan selir-selirnya, serta abdi kinasih, Situs Siti Inggil menjadi tempat yang kaya akan cerita dan sejarah. Di luar kompleks makam, terdapat sumur tempat bersemedi bagi para peziarah, yang diyakini memiliki air yang berkhasiat. Adapun disini pintu yang setengah terbuka iyalah menyimbolkan penghormatan kepada makam makam yang terdapat didalamnya, bendera merah putih yang membentang tembok siti Inggil dikarenakan pada zaman dahulu kerajaan Majapahit beerhasil menyatukan nusantara, bukan hanya itu saja di siti Inggil terdapat pula kain motif hitam putih melambangkan keseimbangan sedangkan kain kuning menginspirasi dari warna surya Majapahit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun