Mohon tunggu...
Jul Kelvin Batee
Jul Kelvin Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketimpangan Pendidikan, Antara Gemerlap Kota Dan Sunyi Desa

24 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 24 Desember 2024   07:00 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, kurikulum yang diterapkan di kota lebih sering disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga siswa di kota lebih siap menghadapi tantangan global. Di sisi lain, sekolah-sekolah di desa sering kali kekurangan pelatihan untuk pengajaran berbasis teknologi dan metode yang inovatif, yang menghambat kemajuan siswa.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Ketimpangan pendidikan ini juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Pendidikan adalah alat untuk meningkatkan kesejahteraan, namun jika akses dan kualitas pendidikan tidak merata, maka kesenjangan sosial pun semakin lebar. 

Menurut Dr. Darmaningtyas, seorang ahli pendidikan dan pengamat kebijakan publik, "Pendidikan yang tidak merata akan memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi antara kota dan desa. Anak-anak dari keluarga yang tidak mampu di desa sulit untuk mengakses pendidikan berkualitas, yang menyebabkan mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan."

Hal ini menciptakan ketergantungan pada sektor ekonomi tradisional di desa yang tidak cukup dapat mendorong pertumbuhan dan kemajuan. Pendidikan yang buruk di desa menghambat potensi generasi muda untuk berkembang dan mengakses peluang yang ada di luar desa, sementara di kota, anak-anak cenderung memiliki peluang yang lebih besar untuk berkembang dan sukses dalam dunia kerja yang semakin kompetitif.

Upaya Pemerintah dan Solusi

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah berupaya mengurangi ketimpangan pendidikan ini dengan berbagai program seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan program pembangunan sekolah di daerah terpencil. Namun, para ahli menilai bahwa upaya tersebut masih belum cukup optimal. 

Dr. Budi Santosa, seorang peneliti pendidikan, berpendapat, "Pemerintah harus lebih fokus pada pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah-daerah terpencil, memberikan pelatihan intensif bagi guru, dan mendorong inovasi dalam metode pengajaran."

Peningkatan kualitas pendidikan di desa memerlukan pendekatan yang lebih holistik. Pembangunan sarana pendidikan harus seimbang dengan pelatihan dan pemberdayaan guru di desa, serta penggunaan teknologi pendidikan yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. Dengan demikian, ketimpangan pendidikan antara kota dan desa bisa mulai dikurangi.

Kesimpulan

Ketimpangan pendidikan antara kota dan desa adalah masalah serius yang mempengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi Indonesia. Akses pendidikan yang terbatas, kualitas pendidikan yang tidak merata, serta dampak sosial dan ekonomi yang besar memerlukan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun