Manajemen Waktu yang Efektif
Untuk menghasilkan 40 buku dalam setahun, DeLiang menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengatur waktu. Di sela-sela kesibukannya sebagai pelajar, ia tetap mampu menyeimbangkan waktu belajar, menulis, dan bermain. Ia mengatur jadwal harian dengan bantuan kedua orang tuanya, memastikan semua aktivitasnya tetap seimbang.
Prof. Aiko Nakamura, seorang psikolog anak, mengatakan, "Kemampuan anak untuk mengatur waktu menunjukkan kedewasaan emosional yang jarang dimiliki anak seusianya. Ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan sejak dini."
Manajemen waktu yang baik membantu anak tidak hanya mencapai target, tetapi juga menjaga keseimbangan emosionalnya. Hal ini menjadi pelajaran berharga bahwa kedisiplinan dapat diterapkan sejak usia muda.
 Pemanfaatan Teknologi untuk Berkarya
DeLiang memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu utama dalam menulis dan menerbitkan bukunya. Dengan perangkat lunak sederhana, ia mampu mengetik cerita, membuat ilustrasi, hingga menyusun tata letak buku. Teknologi membantunya mempercepat proses kreatif tanpa mengurangi kualitas karyanya.
Dr. Yuto Suzuki, seorang ahli literasi digital, menyatakan, "Teknologi adalah jembatan yang memungkinkan anak-anak mengeksplorasi kreativitas mereka. Dengan penggunaan yang bijak, teknologi dapat menjadi alat pembelajaran yang sangat efektif."
Teknologi, jika digunakan dengan bijak, dapat menjadi sarana pengembangan kreativitas anak. Hal ini menunjukkan pentingnya mengenalkan teknologi dengan panduan yang tepat sejak dini.
Dampak terhadap Generasi Muda Lainnya
Kisah DeLiang menjadi inspirasi bagi banyak anak di Indonesia. Banyak sekolah dan komunitas literasi mulai mengadopsi program menulis kreatif sebagai bagian dari kurikulum mereka. Anak-anak lain kini memiliki figur inspiratif yang membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk berkarya.
Dr. Keiko Ishikawa, seorang spesialis literasi anak, berkomentar, "Anak-anak cenderung terinspirasi oleh rekan sebaya mereka. Prestasi DeLiang dapat menciptakan gelombang perubahan positif dalam budaya literasi anak di Indonesia."