Muhammad DeLiang! Bocah 11 Tahun Yang Menerbitkan 40 Buku Dalam Setahun
Masih ingat nggk bocah yang satu ini. Yang sempat gegerin otak para profesor dan pecinta literasi. Hehehe. Yah, siapa lagi kalau bukan Muhammad DeLiang Al Farabi. Penulis muda yg telah masuk Top 15 Amazon book Amerika dan Inggris.
Nah, kita akan ulas sosok bocah ini. Pertanyaannya, Kok sampe gitu pencapaiannya?Â
 Kreativitas Tanpa Batas di Usia Muda
Muhammad DeLiang Al Farabi, seorang anak berusia 11 tahun asal Trenggalek, Jawa Timur, berhasil mencatatkan prestasi luar biasa di dunia literasi. Dalam waktu satu tahun, DeLiang telah menerbitkan 40 buku berbahasa Inggris, sebuah pencapaian yang tidak hanya memukau Indonesia, tetapi juga dunia. Kisah ini menginspirasi banyak pihak, termasuk para pakar pendidikan, psikologi anak, dan literasi. Apa rahasia di balik kesuksesan bocah ini?
Motivasi yang Mendorong Kesuksesan
DeLiang mengaku, motivasinya untuk menulis berasal dari kecintaannya terhadap buku dan imajinasinya yang terus berkembang. Ia ingin berbagi cerita yang dapat menginspirasi banyak orang, terutama teman-teman sebayanya. Lingkungan keluarga yang mendukung, terutama kedua orang tuanya, juga menjadi faktor penting dalam pencapaiannya.
Dr. Haruki Tanaka, seorang pakar pendidikan anak, menjelaskan, "Motivasi intrinsik, seperti hasrat untuk berbagi ide, adalah kunci utama dalam mendorong anak untuk terus berkarya. Dukungan keluarga memperkuat kepercayaan dirinya dalam mewujudkan ide-idenya."
Dukungan keluarga dan lingkungan yang kondusif menjadi landasan penting bagi anak untuk berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dorongan yang tepat, anak mampu mengembangkan potensinya secara maksimal.
Manajemen Waktu yang Efektif
Untuk menghasilkan 40 buku dalam setahun, DeLiang menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengatur waktu. Di sela-sela kesibukannya sebagai pelajar, ia tetap mampu menyeimbangkan waktu belajar, menulis, dan bermain. Ia mengatur jadwal harian dengan bantuan kedua orang tuanya, memastikan semua aktivitasnya tetap seimbang.
Prof. Aiko Nakamura, seorang psikolog anak, mengatakan, "Kemampuan anak untuk mengatur waktu menunjukkan kedewasaan emosional yang jarang dimiliki anak seusianya. Ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan sejak dini."
Manajemen waktu yang baik membantu anak tidak hanya mencapai target, tetapi juga menjaga keseimbangan emosionalnya. Hal ini menjadi pelajaran berharga bahwa kedisiplinan dapat diterapkan sejak usia muda.
 Pemanfaatan Teknologi untuk Berkarya
DeLiang memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu utama dalam menulis dan menerbitkan bukunya. Dengan perangkat lunak sederhana, ia mampu mengetik cerita, membuat ilustrasi, hingga menyusun tata letak buku. Teknologi membantunya mempercepat proses kreatif tanpa mengurangi kualitas karyanya.
Dr. Yuto Suzuki, seorang ahli literasi digital, menyatakan, "Teknologi adalah jembatan yang memungkinkan anak-anak mengeksplorasi kreativitas mereka. Dengan penggunaan yang bijak, teknologi dapat menjadi alat pembelajaran yang sangat efektif."
Teknologi, jika digunakan dengan bijak, dapat menjadi sarana pengembangan kreativitas anak. Hal ini menunjukkan pentingnya mengenalkan teknologi dengan panduan yang tepat sejak dini.
Dampak terhadap Generasi Muda Lainnya
Kisah DeLiang menjadi inspirasi bagi banyak anak di Indonesia. Banyak sekolah dan komunitas literasi mulai mengadopsi program menulis kreatif sebagai bagian dari kurikulum mereka. Anak-anak lain kini memiliki figur inspiratif yang membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk berkarya.
Dr. Keiko Ishikawa, seorang spesialis literasi anak, berkomentar, "Anak-anak cenderung terinspirasi oleh rekan sebaya mereka. Prestasi DeLiang dapat menciptakan gelombang perubahan positif dalam budaya literasi anak di Indonesia."
DeLiang adalah contoh nyata bagaimana keteladanan dapat memotivasi generasi muda. Ini menunjukkan pentingnya figur inspiratif dalam membangun budaya membaca dan menulis di kalangan anak-anak.
Tantangan di Balik Kesuksesan
Meski prestasi DeLiang luar biasa, beberapa pihak menyatakan kekhawatiran tentang tekanan yang mungkin ia rasakan. Kritik juga muncul terkait kualitas tulisan mengingat jumlah buku yang diterbitkan sangat besar dalam waktu singkat.
Dr. Hana Kiyomura, seorang psikolog perkembangan, mengingatkan, "Penting untuk memastikan anak tetap menikmati proses kreatifnya tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi. Keseimbangan antara ambisi dan kebahagiaan harus selalu dijaga."
Prestasi yang luar biasa tidak boleh mengorbankan kebahagiaan anak. Oleh karena itu, dukungan emosional dan evaluasi berkala sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara karya dan kesejahteraan pribadi.
Kesimpulan: Inspirasi bagi Masa Depan
Muhammad DeLiang Al Farabi adalah bukti nyata bahwa kreativitas tidak mengenal batas usia. Dengan dukungan keluarga, penggunaan teknologi yang bijak, dan manajemen waktu yang baik, anak-anak dapat mencapai hal-hal luar biasa. Prestasi DeLiang bukan hanya pencapaian individu, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda di Indonesia dan dunia.
Namun, prestasi ini juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara ambisi dan kebahagiaan. Dengan begitu, setiap karya yang dihasilkan bukan hanya menjadi simbol kesuksesan, tetapi juga kebahagiaan yang sesungguhnya. Muhammad DeLiang telah membuka jalan, dan generasi muda lain dapat mengikuti jejaknya untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H