Mohon tunggu...
Jul Kelvin Batee
Jul Kelvin Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimanakah Sistem Pendidikan Indonesia dan Luar Negeri? Antara Teori Dan Praktik!

20 November 2024   19:24 Diperbarui: 20 November 2024   20:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagaimanakah Sistem Pendidikan Indonesia dan Luar Negeri  ? Antara Teori dan Praktik!

Sistem pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun generasi masa depan yang kompetitif. Namun, perbedaan signifikan antara pendidikan di Indonesia dan luar negeri sering kali menjadi bahan diskusi, khususnya dalam aspek teori dan praktik. Artikel ini membahas perbedaan tersebut dengan merujuk pada pendapat ahli serta rekomendasi perbaikan.

  Bagaimanakah pendidikan Indonesia? Apakah baik-baik saja? Dan bagaimana dengan pendidikan luar negeri?

Oke, sekarang mari kita ulas bersama.

1. Dominasi Teori dalam Pendidikan Indonesia

Pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada teori. Mayoritas kegiatan pembelajaran berpusat pada hafalan dan penyelesaian soal, sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu secara langsung. Menurut Darmaningtyas (2016), pendidikan Indonesia masih didominasi oleh pendekatan "banking education," di mana guru dianggap sebagai pemberi ilmu, dan siswa hanya sebagai penerima pasif.  

Masalah ini diperparah oleh kurikulum yang padat dan kurangnya fasilitas untuk pembelajaran praktis. Misalnya, pelajaran sains di Indonesia sering kali hanya berfokus pada rumus tanpa melakukan eksperimen laboratorium yang mendalam. Hal ini berbeda jauh dengan sistem pendidikan di luar negeri.  

2.  Pendidikan Luar Negeri: Mengutamakan Praktik dan Kreativitas

Negara-negara maju seperti Finlandia, Jerman, dan Jepang lebih mengutamakan pembelajaran berbasis praktik dan pengembangan keterampilan siswa. Di Finlandia, misalnya, siswa diajak untuk memecahkan masalah dunia nyata melalui pendekatan problem-based learning. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami bagaimana teori diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Sahlberg, 2011).  

Jerman memiliki sistem pendidikan dual system yang menggabungkan teori di sekolah dengan pelatihan langsung di industri. Model ini menciptakan lulusan yang siap kerja dan memiliki keterampilan praktis yang relevan. Menurut sebuah laporan oleh OECD (2020), pendekatan ini membuat tingkat pengangguran muda di Jerman jauh lebih rendah dibandingkan negara lain, termasuk Indonesia.  

3. Kesenjangan Fasilitas dan Kurikulum

Selain pendekatan pembelajaran, kesenjangan fasilitas juga menjadi faktor pembeda utama. Banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, yang kekurangan laboratorium, peralatan teknologi, dan sumber belajar modern. Sebaliknya, sekolah di negara maju dilengkapi dengan teknologi canggih yang menunjang pembelajaran interaktif dan praktis.  

Kurikulum juga menjadi perhatian penting. Kurikulum Indonesia sering kali berubah, tetapi implementasinya tidak konsisten. Sebaliknya, negara maju memiliki kurikulum yang stabil dan fleksibel, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka tanpa tekanan yang berlebihan (Schleicher, 2018).  

4. Pendapat Ahli tentang Perbaikan Sistem Pendidikan Indonesia

Prof. Yohanes Surya, seorang pakar pendidikan Indonesia, menekankan pentingnya pembelajaran berbasis praktik di Indonesia. Menurutnya, siswa perlu diajak untuk memahami konsep melalui eksperimen, bukan sekadar menghafal rumus (Surya, 2021).  

Hal senada disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, yang menekankan bahwa pendidikan harus "memerdekakan" siswa dan menumbuhkan kreativitas serta kemampuan berpikir kritis. Pendapat ini sejalan dengan praktik pendidikan di Finlandia, di mana siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi bakat mereka.  

5. Rekomendasi untuk Meningkatkan Pendidikan Indonesia

Untuk mengatasi ketertinggalan, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah berikut:  

1. Meningkatkan pembelajaran berbasis praktik dengan menyediakan lebih banyak fasilitas laboratorium dan kerja lapangan.  

2. Mengadopsi model pendidikan dual system seperti di Jerman untuk menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.  

3. Meningkatkan pelatihan guru agar mampu mengimplementasikan metode pembelajaran kreatif dan interaktif.  

4. Stabilisasi kurikulum yang fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi.  

Kesimpulan

Sistem pendidikan Indonesia masih memiliki tantangan besar, khususnya dalam menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Dengan belajar dari sistem pendidikan luar negeri, Indonesia dapat mengadaptasi metode yang relevan untuk menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan global. Pendidikan yang ideal adalah yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menginspirasi siswa untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun