Selain pendekatan pembelajaran, kesenjangan fasilitas juga menjadi faktor pembeda utama. Banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, yang kekurangan laboratorium, peralatan teknologi, dan sumber belajar modern. Sebaliknya, sekolah di negara maju dilengkapi dengan teknologi canggih yang menunjang pembelajaran interaktif dan praktis. Â
Kurikulum juga menjadi perhatian penting. Kurikulum Indonesia sering kali berubah, tetapi implementasinya tidak konsisten. Sebaliknya, negara maju memiliki kurikulum yang stabil dan fleksibel, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka tanpa tekanan yang berlebihan (Schleicher, 2018). Â
4. Pendapat Ahli tentang Perbaikan Sistem Pendidikan Indonesia
Prof. Yohanes Surya, seorang pakar pendidikan Indonesia, menekankan pentingnya pembelajaran berbasis praktik di Indonesia. Menurutnya, siswa perlu diajak untuk memahami konsep melalui eksperimen, bukan sekadar menghafal rumus (Surya, 2021). Â
Hal senada disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, yang menekankan bahwa pendidikan harus "memerdekakan" siswa dan menumbuhkan kreativitas serta kemampuan berpikir kritis. Pendapat ini sejalan dengan praktik pendidikan di Finlandia, di mana siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi bakat mereka. Â
5. Rekomendasi untuk Meningkatkan Pendidikan Indonesia
Untuk mengatasi ketertinggalan, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah berikut:Â Â
1. Meningkatkan pembelajaran berbasis praktik dengan menyediakan lebih banyak fasilitas laboratorium dan kerja lapangan. Â
2. Mengadopsi model pendidikan dual system seperti di Jerman untuk menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Â
3. Meningkatkan pelatihan guru agar mampu mengimplementasikan metode pembelajaran kreatif dan interaktif. Â
4. Stabilisasi kurikulum yang fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi. Â