Jika Anda memiliki pekerjaan yang stabil dengan penghasilan tetap, mungkin Anda tidak perlu dana darurat yang terlalu besar. Namun, jika Anda bekerja sebagai freelancer atau memiliki bisnis yang tidak pasti, Anda perlu dana darurat yang lebih besar untuk mengantisipasi fluktuasi pendapatan.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup juga mempengaruhi besaran dana darurat yang dibutuhkan. Jika Anda memiliki gaya hidup yang mewah dengan pengeluaran besar, Anda perlu dana darurat yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang hidup sederhana.
5. Kondisi Kesehatan
Jika Anda atau anggota keluarga memiliki riwayat penyakit tertentu atau risiko kesehatan yang lebih tinggi, Anda perlu dana darurat yang lebih besar untuk mengantisipasi biaya medis yang mungkin timbul.
Cara Menghitung Dana Darurat yang Dibutuhkan
Untuk menghitung dana darurat yang ideal, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu pengeluaran bulanan Anda. Catat semua pengeluaran rutin, seperti biaya makan, transportasi, sewa rumah, cicilan, dan lain-lain. Setelah itu, kalikan total pengeluaran bulanan Anda dengan jumlah bulan yang ingin Anda cover dengan dana darurat.
Contoh:
Jika pengeluaran bulanan Anda adalah Rp5.000.000 dan Anda ingin memiliki dana darurat untuk 6 bulan, maka dana darurat yang ideal adalah Rp5.000.000 x 6 = Rp30.000.000.
Bagaimana Cara Membangun Dana Darurat?
Langkah-langkah membangun dana darurat bisa dimulai dari hal-hal sederhana, namun membutuhkan konsistensi dan kedisiplinan. Pertama, buatlah anggaran bulanan yang rinci. Catat seluruh pemasukan dan pengeluaran, termasuk pengeluaran kecil yang seringkali terlupakan. Dengan anggaran ini, Anda bisa melihat dengan jelas ke mana uang Anda pergi dan di mana Anda bisa melakukan penghematan.Â
Identifikasi pos-pos pengeluaran yang bisa dikurangi atau dihilangkan, seperti makan di luar terlalu sering, langganan yang tidak terpakai, atau hiburan yang berlebihan. Setiap rupiah yang berhasil dihemat bisa dialokasikan untuk dana darurat.