Dampak Dominasi Transportasi Online terhadap Angkot
Dominasi transportasi online telah memberikan pukulan telak bagi keberadaan angkot. Fleksibilitas dalam pemesanan, kenyamanan perjalanan, dan sistem pembayaran yang mudah membuat masyarakat semakin beralih menggunakan layanan berbasis aplikasi ini.Â
Akibatnya, jumlah penumpang angkot terus menurun drastis, sehingga pendapatan para pengemudi pun ikut tergerus. Hal ini memicu berbagai permasalahan sosial yang kompleks.
Salah satu dampak paling nyata adalah meningkatnya angka pengangguran di kalangan pengemudi angkot. Banyak di antara mereka yang kesulitan mencari pekerjaan alternatif, terutama bagi mereka yang tidak memiliki keterampilan lain selain mengemudi.Â
Kondisi ini dapat memicu berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kriminalitas, dan ketidakstabilan sosial. Lalu, penurunan pendapatan juga berdampak pada perekonomian lokal. Bengkel-bengkel yang selama ini mengandalkan perbaikan angkot akan mengalami penurunan omset, begitu pula dengan penjual suku cadang dan aksesoris kendaraan.
Dominasi transportasi online juga berimplikasi pada perubahan lanskap perkotaan. Dengan semakin banyaknya kendaraan pribadi yang digunakan sebagai armada transportasi online, kemacetan lalu lintas semakin parah.Â
Hal ini tidak hanya menyulitkan mobilitas masyarakat, tetapi juga meningkatkan polusi udara dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Kemudian, pertumbuhan pesat transportasi online juga memunculkan berbagai permasalahan baru, seperti persaingan tidak sehat, pelanggaran lalu lintas, dan masalah keamanan.
Implikasi Sosial yang Lebih Luas
Hilangnya angkot sebagai tulang punggung transportasi umum di banyak kota, tak pelak akan berdampak signifikan pada kehidupan sosial masyarakat.Â
Angkot selama ini tidak hanya sekadar moda transportasi, namun juga menjadi ruang interaksi sosial yang unik. Di dalamnya, beragam lapisan masyarakat berbaur, berbagi cerita, dan menjalin relasi.Â
Dengan minimnya interaksi sosial di dalam kendaraan pribadi seperti mobil atau motor, serta sifat transaksi yang lebih impersonal dalam transportasi online, ikatan sosial antar warga kota berpotensi melemah.