Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Tanpa Angkot? Implikasi Sosial dari Dominasi Transportasi Online

24 Januari 2025   22:24 Diperbarui: 24 Januari 2025   22:24 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak angkot yang masih bertahan di Kota Bandung di tengah derasnya transportasi online.| Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Meskipun demikian, ciri khas warna-warni dan tulisan yang mencolok pada badan angkot tetap menjadi ciri khas yang membedakannya dengan kendaraan umum lainnya.

Munculnya Transportasi Online

Munculnya transportasi online telah menjadi disrupsi besar dalam industri transportasi. Aplikasi berbasis smartphone yang menghubungkan penumpang dengan pengemudi secara langsung ini menawarkan kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan yang tak tertandingi. 

Dengan beberapa ketukan di layar, pengguna dapat memesan kendaraan, melacak keberadaannya, dan bahkan melakukan pembayaran secara non-tunai. Fleksibilitas ini menjadi daya tarik utama bagi masyarakat modern yang menginginkan segala sesuatu serba instan.

Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, kehadiran transportasi online juga membawa sejumlah tantangan. Salah satu yang paling terasa adalah dampaknya terhadap angkot. Sebagai moda transportasi tradisional yang telah lama melayani masyarakat, angkot kini harus berjuang keras untuk mempertahankan eksistensinya. 

Penumpang beralih ke transportasi online karena berbagai alasan, mulai dari tarif yang lebih kompetitif, layanan yang lebih baik, hingga kemudahan pemesanan. Akibatnya, pendapatan para pengemudi angkot menurun drastis, bahkan banyak di antara mereka yang harus menghentikan operasional kendaraannya.

Dominasi transportasi online tidak hanya berdampak pada sektor transportasi, tetapi juga memicu perubahan sosial yang lebih luas. Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat. 

Dengan adanya transportasi online, masyarakat menjadi lebih individualistis dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kendaraan pribadi. 

Hal ini mengurangi interaksi sosial di ruang publik, seperti terminal atau halte bus, yang selama ini menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi bagi berbagai kalangan masyarakat.

Di samping itu, transportasi online juga berpotensi memperburuk kemacetan lalu lintas. Meningkatnya jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi sebagai armada transportasi online dapat menambah beban pada jalan raya. 

Padahal, salah satu tujuan utama pengembangan transportasi umum adalah untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi penggunaan ruang publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun