Pergantian tongkat estafet kepelatihan timnas Indonesia dari Shin Tae-yong ke tangan legenda sepak bola Belanda, Patrick Kluivert, telah membuka babak baru dalam sejarah sepak bola Tanah Air.Â
Namun, di tengah euforia pergantian pelatih, satu pertanyaan besar masih menggantung yakni siapa yang akan mengisi posisi krusial sebagai Direktur Teknik (Dirtek) timnas?
Posisi Dirtek ini tak bisa dianggap remeh. Sosok yang akan mendudukinya memiliki tanggung jawab besar dalam merumuskan arah pengembangan sepak bola Indonesia secara menyeluruh. Mulai dari level akar rumput hingga timnas senior, Dirtek dituntut untuk memiliki visi yang jelas dan strategi yang matang.
Lantas, apa saja yang harus dilakukan oleh Dirtek timnas untuk bisa mengembangkan sepak bola Indonesia?
1. Membangun Filosofi Sepak Bola Nasional
Filosofi sepak bola nasional adalah jantung dan jiwa dari pengembangan sepak bola suatu negara. Ini bukan sekadar kumpulan taktik dan strategi, melainkan sebuah identitas yang merepresentasikan karakter, budaya, dan aspirasi bangsa.Â
Bagi Indonesia, membangun filosofi sepak bola nasional adalah langkah krusial untuk mewujudkan impian menjadi kekuatan sepak bola di Asia Tenggara bahkan dunia.
Filosofi sepak bola nasional harus menjadi acuan bagi semua elemen sepak bola Indonesia, mulai dari pemain, pelatih, hingga pengurus. Filosofi ini akan menjadi pedoman dalam membangun tim, mengembangkan pemain, dan menentukan gaya permainan yang akan diusung.Â
Dengan adanya filosofi yang jelas, setiap individu yang terlibat dalam sepak bola Indonesia akan memiliki arah yang sama dan tujuan yang sejalan.
Dalam merumuskan filosofi sepak bola nasional, beberapa hal penting perlu diperhatikan.Â
Pertama, filosofi harus mencerminkan karakter bangsa Indonesia. Kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, pekerja keras, dan memiliki semangat juang yang tinggi. Nilai-nilai inilah yang harus diwujudkan dalam permainan sepak bola.Â