Dampak Inflasi terhadap Ekonomi Rumah Tangga
Inflasi, sebagai fenomena kenaikan harga secara umum dan terus-menerus, memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangga.Â
Ketika harga barang dan jasa merangkak naik, daya beli masyarakat secara otomatis menurun. Uang yang tadinya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kini hanya mampu membeli lebih sedikit barang. Hal ini menciptakan tekanan finansial yang cukup besar bagi banyak keluarga.
Salah satu dampak paling langsung dari inflasi adalah meningkatnya biaya hidup. Harga kebutuhan pokok seperti makanan, energi, dan transportasi cenderung naik lebih cepat selama periode inflasi.Â
Kondisi ini memaksa keluarga untuk mengencangkan ikat pinggang atau bahkan mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan lain yang dianggap kurang penting. Akibatnya, kualitas hidup dapat menurun.
Di samping itu, inflasi juga dapat mengganggu perencanaan keuangan jangka panjang. Rencana menabung untuk membeli rumah, membiayai pendidikan anak, atau merencanakan masa pensiun menjadi lebih sulit karena nilai uang yang terus menurun.Â
Inflasi yang tinggi dan tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian yang membuat masyarakat enggan untuk berinvestasi dalam jangka panjang.
Inflasi juga dapat memperlebar kesenjangan ekonomi. Kelompok masyarakat berpendapatan rendah cenderung lebih rentan terhadap dampak inflasi karena mereka memiliki lebih sedikit pilihan untuk melindungi diri dari kenaikan harga.Â
Sementara itu, kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dengan aset yang lebih beragam, seperti properti atau saham, cenderung lebih mampu mengatasi dampak inflasi.
Membangun Resiliensi Ekonomi Rumah Tangga
Memiliki literasi inflasi yang baik adalah langkah awal yang krusial, namun membangun resiliensi ekonomi rumah tangga membutuhkan langkah-langkah yang lebih konkret. Salah satu langkah paling mendasar adalah membangun tabungan darurat.Â