Tahun 2025 menandai sebuah babak baru dalam perjalanan finansial generasi Z. Dikenal sebagai generasi yang melek teknologi dan peduli terhadap isu sosial, Gen Z kini menunjukkan sisi lain dari diri mereka, kedewasaan finansial yang mengejutkan.Â
Setelah sempat terbawa arus "You Only Live Once" (YOLO) dengan gaya hidup konsumtif, generasi ini secara mengejutkan beralih ke gaya hidup "You Only Need One" (YONO).
Dari Impuls ke Rencana
Pergeseran paradigma ini bukan tanpa alasan. Jika sebelumnya Gen Z kerap terjebak dalam perangkap pembelian impulsif dan utang konsumtif, kini mereka lebih sadar akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang.Â
Kenaikan biaya hidup, ketidakpastian ekonomi, dan kesadaran akan dampak lingkungan telah mendorong Gen Z untuk berpikir lebih bijak dalam mengelola keuangan.Â
Pandemi COVID-19, misalnya, telah menjadi titik balik bagi banyak orang, termasuk Gen Z, untuk mengevaluasi prioritas hidup dan mencari cara untuk menjadi lebih mandiri secara finansial.
Mengapa YONO?
Kestabilan finansial menjadi prioritas utama bagi generasi yang tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi. YOLO yang mendorong konsumsi berlebihan dan utang seringkali berujung pada stres finansial.Â
Sebaliknya, YONO menawarkan pendekatan yang lebih rasional, dengan fokus pada pembangunan kekayaan jangka panjang. Lalu, kesadaran akan dampak lingkungan juga mendorong Gen Z untuk memilih gaya hidup yang lebih berkelanjutan.Â
Produksi barang-barang konsumtif secara massal berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Dengan mengadopsi YONO, Gen Z berperan aktif dalam menjaga planet ini untuk generasi mendatang.
Lebih jauh lagi, kesehatan mental menjadi isu yang semakin diperhatikan oleh Gen Z. Penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup minimalis dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.Â