Liburan tahun baru kali ini, kami sekeluarga memilih untuk kembali ke kampung halaman di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat.
Selain untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara, suasana pedesaan yang tenang juga menjadi penyegaran tersendiri setelah penatnya aktivitas sehari-hari.
Pagi yang cerah di hari pertama tahun baru, kami memutuskan untuk sarapan di alun-alun Cicalengka.
Aroma gurih nasi hangat yang dibungkus daun pisang menggugah selera.
Tak perlu berpikir panjang, kami langsung menghampiri pedagang kaki lima yang menawarkan menu andalannya yakni nasi kucing.
Bagi yang belum familiar, nasi kucing adalah seporsi nasi yang dibungkus daun pisang dengan ukuran yang kecil dan mungil, mirip seperti ukuran tangan anak kucing.
Meski sederhana, cita rasanya sangatlah lezat. Ditambah dengan lauk pauk seperti ayam goreng dan tempe bacem, membuat perut keroncongan kami seketika terpuaskan.
Sambil menikmati sarapan, saya dan istri tak lupa mengajak anak kami untuk mengamati pedagang nasi kucing tersebut.
Dengan sabar, kami menjelaskan bahwa di balik sepotong nasi kucing yang sederhana, tersimpan kerja keras dan semangat juang seorang pengusaha kecil.
Mereka bangun pagi-pagi untuk menyiapkan bahan makanan, kemudian berjualan di tempat yang ramai seperti alun-alun.
"Nak, lihatlah, meskipun porsinya kecil dan harganya murah, nasi kucing ini bisa membuat kita kenyang dan bahagia," ujar istri saya.
"Ini mengajarkan kita untuk bersyukur dengan apa yang kita miliki dan tidak perlu selalu menginginkan sesuatu yang berlebihan," timpal saya pada anak kami.
Selain itu, ucap saya dengan membeli nasi kucing, kita juga membantu perekonomian masyarakat sekitar.
"Kita pun turut memberikan dukungan kepada para pedagang kecil agar usahanya bisa terus berkembang," tambah istri saya.
Dari pengalaman sarapan nasi kucing di alun-alun Cicalengka, kami berharap anak kami dapat menanamkan nilai-nilai positif seperti hidup sederhana, bersyukur, dan peduli terhadap sesama.
Semoga pengalaman ini juga dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai makanan dan minuman yang kita nikmati setiap hari, serta mendukung usaha-usaha kecil di sekitar kita.
Pelajaran Penting dari Nasi Kucing Bandung
1. Hidup Sederhana
Nasi kucing mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal yang mewah dan berlebih. Kehidupan sederhana dengan menikmati makanan sederhana seperti nasi kucing bisa memberikan kepuasan yang sama besarnya.
2. Bersyukur
Dengan menikmati nasi kucing, kita diajak untuk bersyukur atas rezeki yang kita miliki. Meskipun porsinya kecil, makanan tersebut sudah cukup untuk mengenyangkan perut kita.
3. Peduli Terhadap Sesama
Membeli nasi kucing berarti kita turut mendukung perekonomian masyarakat sekitar, khususnya para pedagang kecil. Tindakan sederhana ini dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan orang lain.
4. Menghargai Proses
Di balik sepotong nasi kucing, terdapat proses yang panjang mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses memasaknya. Dengan demikian, kita diajak untuk menghargai setiap makanan yang kita konsumsi.
5. Mengajarkan Anak
Melalui pengalaman menikmati nasi kucing, orang tua dapat mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai kehidupan yang penting, seperti kesederhanaan, kepedulian, dan rasa syukur.
Intinya, nasi kucing bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak-anak.Â
Dengan demikian, sejak dini anak-anak dapat belajar untuk menghargai segala sesuatu yang ada di sekitar mereka dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H