Namun, dengan dukungan teknologi asistensi, modifikasi lingkungan, dan layanan kesehatan yang komprehensif, keterbatasan fisik ini dapat diatasi.
Kurangnya dukungan sosial merupakan tantangan lain yang tidak kalah penting.Â
Isolas sosial, stigma terhadap lansia, dan kurangnya fasilitas yang ramah lansia dapat membuat mereka merasa terasing dan kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial.Â
Padahal, interaksi sosial sangat penting bagi kesehatan mental dan emosional lansia.
Solusi untuk Menerapkan Otonomi Lansia
Untuk mewujudkan otonomi lansia secara efektif, diperlukan pendekatan yang komprehensif melibatkan berbagai pihak. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya otonomi bagi lansia.Â
Melalui kampanye edukasi, seminar, dan workshop, masyarakat dapat memahami bahwa lansia bukan sekadar individu yang membutuhkan perawatan, melainkan individu yang memiliki hak untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri.
Dukungan keluarga juga menjadi kunci dalam mendukung otonomi lansia. Keluarga berperan penting dalam memberikan ruang bagi lansia untuk mengekspresikan keinginan dan pendapatnya.Â
Tapi, dukungan ini harus seimbang dengan pemberian bantuan yang diperlukan. Penting bagi keluarga untuk memahami bahwa memberikan bantuan tidak sama dengan mengontrol.
Fasilitas yang mendukung juga menjadi faktor penting. Rumah sakit, panti jompo, dan fasilitas kesehatan lainnya perlu dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan lansia untuk mandiri.Â
Fasilitas-fasilitas ini harus menyediakan sarana dan prasarana yang memungkinkan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, serta menyediakan program-program yang mendukung pengembangan diri lansia.